Page 84 - Melacak Sejarah Pemikiran Agraria Indonesia Sumbangan Pemikiran Mazhab Bogor
P. 84
Melacak Sejarah Pemikiran Agraria
India, pajak tanah mulai diperkenalkan di Jawa. Kebijakan ini
berasumsi bahwa kedua kawasan tersebut mempunyai tingkat
kemiripan yang tinggi, hasil dari proses difusi dari Asia Selatan.
Dalam sistem ryotwari, negara memberi perlindungan pada
rakyat-petani (ryot) yang tersebar mengikuti masing-masing tuan
tanah (zamindar). Dengan kebijakan itu, negara berinteraksi
langsung dengan rakyat. Sistem zamindari dengan demikian
dihapus. Pemukiman terbentuk pada periode sistem ini. Para
ryot dilindungi dari pengusiran sepanjang mereka memberikan
sejumlah bayaran (sebagai biaya sewa) kepada pemerintah.
Pemukiman sistem ryotwari ini diperkenalkan oleh Thomas
Munro segera setelah ia menguasai wilayah Madras pada seper-
empat pertama abad 19. 16
Dalam kasus Jawa, berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Tim Mackenzie atas kondisi agrarianya, disimpul-
kan bahwa status tanah-tanah yang ada merupakan milik raja/ke-
rajaan. Tim bentukan Raffles yang dipimpin Mackenzie, yang
berdasarkan instruksi Gubernur Jenderal Inggris Lord Minto,
menginginkan dilakukannya reformasi total peraturan sewa
tanah dan bagi hasil yang ada. Tujuannya adalah untuk mening-
katkan produksi dan kesejahteraan petani. 17 Tanah dan tenaga
kerja merupakan faktor produksi yang penting artinya bagi di-
kembangkannya ekonomi industrial perkebunan. 18
“Dari penyelidikan yang dilakukan pemerintah Inggris dan
berbagai fakta yang dikumpulkan para pegawai pemerintah,
tercatat bahwa di sebagian besar pulau ini, di distrik timur dan
tengah, tidak ada perjanjian antara penguasa lokal dan petani, dan
pemerintah merupakan satu-satunya pemilik tanah”. 19 (garis miring dari
penulis, ANL)
16 Lihat, Gunawan Wiradi, “Landreform in India, Report on The Visit of
Indonesian team to Punjab and West Bengal”, paper dipresentasikan dalam Policy
Workshop on Agrarian Reform in Comparative Perspective, Sukabumi, 17-30 Mei,
1981, hal. 5. Lihat juga, John Sturgus Bastin, op.cit., hal. 5-7.
17 Thomas Stamford Raffles, The History of Java (Yogyakarta: Narasi, 2008
[terjemahan]), hal. 97.
18 Sediono M. P. Tjondronegoro, loc.cit.
19 Thomas Stamford Raffles, op.cit. hal. 88.
31