Page 86 - Melacak Sejarah Pemikiran Agraria Indonesia Sumbangan Pemikiran Mazhab Bogor
P. 86

Melacak Sejarah Pemikiran Agraria


               tem itu dikenakan pada orang-perorang/perkepala. Penerapan
               pajak komunal menjadi sumber masalah ketika petugas pengum-
               pul pajak menetapkan standar yang lebih tinggi. Di Pekalongan
               penetapan itu berakibat perpindahan penduduk. 23  Standar biaya
               sewa tanah yang diterapkan bersifat pajak progresif dan bukan
               berdasar luas lahan, dengan ketentuan sebagai berikut:


                       Tabel 1. Standar Biaya Sewa Tanah  24
                                        Lahan Sawah
                     Jenis Pertama            ½ hasil produksi
                     Jenis Kedua              2/5 hasil produksi
                     Jensi Ketiga             1/3 hasil produksi
                                        Lahan Tegalan
                     Jenis Pertama            2/5 hasil produksi
                     Jenis Kedua              1/3 hasil produksi
                     Jensi Ketiga             ¼ hasil produksi

                   Di Jawa sistem sewa tanah ini dijalankan oleh Raffles pada
               permulaan tahun 1815. Tepatnya pada tanggal 11 Februari
               1814, sistem ini diberlakukan di Banten dan Cirebon, serta di
               distrik-distrik di kawasan timur, melibatkan lebih dari satu juta
               penduduk dan setengah juta petani. Pada tahun 1815 taksiran
               perolehan dari pajak tanah di Banten sebanyak Rp 349.271,
               dengan kenaikan sebanyak 4 kali dibanding tahun sebelumnya.
               Namun, hanya Rp 160.211 yang diterima pemerintah.  25  Semen-
               tara dari kawasan timur, berhasil diperoleh jutaan rupiah. 26




                   23  D. H. Burger, op.cit. hal. 159.
                   24  Thomas Stamford Raffles, op.cit. hal. 99.
                   25  Lihat, John Bastin, “The Working of The Early Land Rent System in
               West Java”, Jurnal Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde 116 (1960), No. 3,
               hal. 305.
                   26  J. S. Bastin menyebut tiga macam mata uang yang berlaku dan digunakan
               saat itu: Dolar Spanyol (Sp. dr), Rix Dollars, dan Rupiah Jawa (Rp). Pada masa
               Raffles, Sp. dr. 1  setara dengan 5 shilling Inggris, dan Rp 1 setara dengan
               setengah shilling. Dolar Spanyol dapat dikonversi kedalam Rupiah dengan
               ketentuan, Sp. dr. 1000 sama dengan  Rp. 2.200. Lihat, J. S. Bastin, The
               Development, hal. x.
                                                                         33
   81   82   83   84   85   86   87   88   89   90   91