Page 88 - Melacak Sejarah Pemikiran Agraria Indonesia Sumbangan Pemikiran Mazhab Bogor
P. 88
Melacak Sejarah Pemikiran Agraria
“ …pada awal bulan Desember 1815, beberapa bulan sebelum saya
meninggalkan pulau ini, saya melakukan perjalanan keliling ke
berbagai provinsi untuk mengawasi secara langsung kemajuan
implementasi sistem yang ada, sekaligus melihat angka kejahatan
yang terjadi. Dan saya merasa puas dengan hasilnya.” 28
Berdasarkan berbagai laporan para bupati, disimpulkan
bahwa kebijakan itu memberi dampak pada kemajuan di bidang
pertanian, turunnya angka kejahatan, peningkatan produksi,
perbaikan infrastruktur (terutama transportasi), dan perluasan
lahan garap. Laporan-laporan itu mencatat berbagai kemajuan di
beberapa kota di Jawa seperti Cirebon, Tegal, Pekalongan, Kedu,
Jepara, Rembang, Gresik, Surabaya, dan Pasuruan. 29
Periode Raffles memberi gambaran bagaimana setiap
kebijakan yang lahir dari suatu rezim didasarkan pada riset yang
mendalam. Hal ini menjelaskan bagaimana pertautan pengeta-
huan dan kekuasaan yang saling terkait dan berjalin berkelindan
membentuk diri. Raffles yang menjadi anggota dari Bataviaasch
Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (Masyarakat Batavia
untuk Seni dan Ilmu Pengetahuan), 30 dengan kegairahan era
liberal saat itu, meletakkan dasar-dasar sistem registrasi
pertanahan. Sistem itu memberi dua arti: negara sebagai tuan
tanah baru menggantikan penguasa tradisional sebelumnya; dan
terbukanya aksesibilitas tanah oleh siapapun yang mampu
membayar uang sewa (pada kenyataannya juga membeli) kepada
negara.
28 Thomas Stamford Raffles, op.cit. hal. 100
29 Ibid.
30 Sejarah riset saintifik yang dilakukan oleh orang-orang Eropa di kawasan
tropis-Indonesia, dan kaitannya dengan praktik kolonialisme, serta berbagai
lembaga yang muncul dalam kaitannya dengan hal itu, telah disketsakan oleh
Peter Boomgaard dalam, “The Making and Unmaking of Tropical Science Dutch
Research on Indonesia, 1600-2000”, Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde
(BKI), 162-2/3 (2006), hal. 191-217. Menurut Boomgaard, Bataviaasch
Genootschap lahir pada tahun 1778 pada era revolusi ilmu pengetahuan kedua. Ia
dicirikan pada semangat “Enlightenment” yang pada saat bersamaan didirikan
juga Linnean Society di London. Bataviaasch Genootschap beranggotakan para
borjuis amatir seperti pengacara, tokoh Protestan, para birokrat dan pekerja
VOC.
35