Page 92 - Melacak Sejarah Pemikiran Agraria Indonesia Sumbangan Pemikiran Mazhab Bogor
P. 92

Melacak Sejarah Pemikiran Agraria


               ma, Clive Day menilai positif sistem tersebut. Penilaiannya ada-
               lah sebuah perkecualian.
                   Pada periode kedua, terdapat nama de Kat Angelino yang
               menilai secara lunak sistem itu. J.S. Furnival dalam sebuah
               magnum opus dengan analisa ekonomi liberalnya memberi uraian
               baik positif dan negatif. Sementara D. H. Burger mengakui
               bahwa Sistem Tanam Paksa telah mendorong banyak perubahan
               yakni upaya defeodalisasi dan membuat desa menjadi terbuka
               oleh sistem ekonomi Barat. Catatan statistik Mansvelt yang
               kemudian dilanjutkan oleh Creutzberg menyajikan berbagai ke-
               majuan yang disebabkan sistem tersebut. Bahkan tanpa ragu C.
               Gerretson menyatakan bahwa sistem itu merupakan “kemurahan
               hati terbesar” yang dilimpahkan oleh negeri Belanda kepada
               tanah Hindia.
                   Reinsma yang menulis pada tahun 1955 mewakili contoh
               pada periode ketiga. Ia mengangkat gagasan Sistem Tanam Paksa
               yang meninggalkan perbaikan yang cukup mencengangkan, teru-
               tama terkait dengan kesejahteraan masyarakat Jawa. Fasseur dan
               van Niel sendiri mengakui bahwa pada mulanya ia dipengaruhi
               oleh gagasan-gagasan periode kedua, namun selanjutnya mereka
               menyimpang dari gagasan awal seiring dengan data baru yang
               ditemukan dan sejumlah pertanyaan-pertanyaan baru yang
               muncul.
                   Meski begitu, penghampiran terhadap kasus lokal melahir-
               kan kesimpulan bahwa apa yang disebut dengan Sistem Tanam
               Paksa itu dalam kenyataanya di lapangan membentuk berbagai
               wajah yang variatif sesuai dengan kebijakan lokal (melalui resi-
               den dan pejabat lokal lainnya), keragaman ekologis, dan susunan
               masyarakatnya. Ia bukan sistem yang tunggal dan seragam dari
               tingkatan gagasan di pusat (oleh Van Den Bosch) sampai dengan
               pelaksanaannya di berbagai lokasi di lapangan. Robert van Niel
               menyimpulkan pertama, sistem itu sesungguhnya adalah rangkai-
               an akomodasi setempat dengan kebiasaan peraturan lokal; kedua,,
               sistem itu telah memompa banyak uang ke tengah masyarakat.  37


                   37  Ibid, hal. 254.
                                                                         39
   87   88   89   90   91   92   93   94   95   96   97