Page 96 - Melacak Sejarah Pemikiran Agraria Indonesia Sumbangan Pemikiran Mazhab Bogor
P. 96
Melacak Sejarah Pemikiran Agraria
salahan yang perlu diteliti. Riset dilakukan di wilayah Jawa dan
Madura selain Jakarta, Kedu dan vorstenlanden. Penelitian
berlangsung satu tahun (1868-1869), dan hasilnya terhimpun
dalam 3 jilid yang terbit dalam waku yang berbeda. Hasil akhir
penelitian ini diberi judul Eindresume van het Onderzoek naar de
Rechten van den Inlander op den Grond (Resume Akhir Hasil
Penelitian tentang Hak-hak atas tanah Masyarakat Pribumi),
atau dikenal dengan Eindresume.
Di antara berbagai pertanyaan penting dalam survei adalah
tentang hak pribumi atas berbagai kategori tanah, kepemilikan
secara individual atau komunal, darimana sumber hak tersebut
berasal, jaminan dalam mempertahankan hak, berlaku-tidaknya
suatu hak, pemindahtanganan hak, yang kesemuanya ini mem-
beri kaitan pada bentuk dan pemerintahan desa. 43
Secara singkat, penelitian itu menyoroti sistem tenurial dan
tenurial security dan jejaring sosial yang terajut dari hubungan
antara manusia dengan manusia yang berbasiskan pada sumber-
sumber agraria (tanah). Hasil penelitian memberi potret kera-
gaman sistem tenurial yang ada. Kepemilikan baik komunal mau-
pun individual ditemukan. Akan tetapi, hasil akhir dari riset itu
hadir terlambat setelah kebijakan ekonomi liberal dikukuhkan
melalui Agrarische Wet tahun 1870. Aturan ini diundangkan
melalui Lembaran Negara (Staadsblad) No. 55 Tahun 1870,
disusul dengan aturan No. 118, 1870, yang di dalamnya terdapat
pernyataan domein verklaring, “bahwa semua tanah yang tidak
dapat dibuktikan kepemilikannya, baik secara individual ataupun
komunal, maka tanah itu menjadi domain/milik negara”. 44
Di satu sisi, terdapat kepastian hak kepemilikan tanah pada
masyarakat pribumi, di sisi lain kebijakan itu membuka peluang
investasi modal Barat bekerja di perkebunan swasta. Masyarakat
tani menerima pemasukan dari biaya sewa perusahaan atas tanah
43 Uraian tentang hasil riset ini diringkas dari Hiroyoshi Kano, Ibid.
44 M. Tauchid, Masalah Agraria sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmu-
ran Rakjat Indonesia (Yogyakarta: Pewarta, 2009), hal. 19.
43