Page 94 - Melacak Sejarah Pemikiran Agraria Indonesia Sumbangan Pemikiran Mazhab Bogor
P. 94

Melacak Sejarah Pemikiran Agraria


               dengan pelayanan tanam oleh pekerja pedesaan bagi tanaman
               dagang pemerintah.
                   Akumulasi kapital yang diperoleh dari pelaksanaan Sistem
               Tanam Paksa di pedesaan selama kurang lebih 40 tahun meng-
               alami backwash atau tersedot kembali ke negeri induk Belanda.
               Ditambah lagi dengan performa sistem yang lebih memberi
               gambaran betting to the strong, sehingga beberapa kelompok sosial
               lapis ataslah yang mendapat keuntungan darinya.
                   Ekonomi pedesaan cenderung memberi kesempatan pada ke-
               lompok atas sehingga bertambah kuat dan mengorbankan kepe-
               milikan tanah pribadi warga desa. Alih-alih mempersempit perbe-
               daan sosial di desa, Sistem Tanam Paksa justru semakin memper-
               tajamnya. Ketika sistem memperkuat kembali peranan elite
               tradisional desa, desa menjadi basis produksi dan unit subsisten
               masuknya Jawa dalam perekonomian dunia. Desa telah meno-
               pang negara induk dan keberlangsungan negara jajahan. Sekitar
               823 juta gulden sepanjang 40 tahun itu telah masuk ke dalam
               kas Kerajaan Belanda. Pengintegrasian desa-desa di Jawa ke
               dalam sistem ekonomi pasar membuat exsploitative mode of colonial
               production berjalan semakin efektif, demikian kalimat penutup
               Robert van Niel dalam bukunya. 39
                   Pedesaan Jawa diposisikan sebagai sumber ekstraksi atas
               surplus kapital (extraction of capital surplus) bagi negeri Belanda.
               Sebagaimana ungkapan Fasseur, “Dengan Cultuurstelsel, van den
               Bosch menemukan emas di Jawa seperti Musa mengeluarkan air
               dari bebatuan di padang gersang”. 40  Jawa lebih menjadi sumber
               penyuplai komoditas dari pada pasar bagi barang-barang Eropa. 41
               Cultuurstelsel benar-benar telah memberi berbagai perubahan,
               namun bukan kemajuan pada pedesaan Jawa (changes without
               progress), suatu gambaran yang terulang kembali pada satu abad




                   39  Robert van Niel, op.cit., hal. 293.
                   40  Fasseur, hal. 24, dikutip dari Andrew Mack, Rethinking the Dynamics of
               Capital Accumulation in Colonial and Post-Colonial Indonesia: Production Regulation,
               Disertasi Ph.D. pada Departemen Ekonomi, Universitas Sydney, 2001, hal 62.
                   41  Andrew Mack, Ibid. hal 71-72.
                                                                         41
   89   90   91   92   93   94   95   96   97   98   99