Page 92 - Pembentukan Kebijakan Reforma Agraria, 2006-2007 Bunga Rampai Perdebatan
P. 92

Pembentukan Kebijakan Reforma Agraria 2006-2007

               merubah sistim penguasaan tanah di pedesaan sudah dimulai
               oleh kekuasaan kolonial interregnum Perancis dan Inggris.
               Namun tidak berlanjud karena sempitnya waktu dan
               persaingan imperialis diantara negara-negara adidaya saat
               itu. Setelah berkuasa kembali, Belanda tidak meneruskan
               experimen liberal dari Perancis dan Inggris sebelumnya,
               terutama atas pertimbangan bahwa kapitalis Belanda –
               dibandingkan kapitalis Perancis dan Inggris -  belum siap
               memanfaatkan sistim kolonial liberal untuk menanam
               modalnya di kawasan kolonial. Strategi yang dipilih Belanda
               adalah exploitasi lebih langsung dengan menerapkan sistim
               tanam paksa, dimana negara kolonial sendiri yang memain-
               kan peranan utama. Strategi kolonial ini merupakan inter-
               vensi radikal pertama kedalam sistim kelembagaan pengu-
               asaan sumberdaya alam dan sistim pertanian lokal, dan
               hanya dapat diterapkan di Jawa dan beberapa enklave diluar
               Jawa karena keterbatasan jangkauan aparat kolonial.  Inter-
               vensi radikal kedua yang mempunyai implikasi lebih luas
               adalah diberlakukannya Agrarische wet tahun 1870
               (Suhendar & Winarni, 1997; Noer Fauzi, 1999). Salah satu
               inti perundangan tersebut, Domein Verklaring, merupakan
               langkah awal yang radikal dalam mengusahakan sentralisasi
               penguasaan tanah dan sumberdaya lain ketangan negara
               secara faktual. Ekonomi Belanda saat itu telah siap untuk
               expansi modalnya secara mendiri, tidak lagi diwakilkan pada
               negara kolonial seperti sebelumnya, didaerah kolonial. Ka-
               wasan yang dianggap bebas kepemilikan, terutama daerah
               dataran tinggi, di definisikan sebagai tanah negara dan dapat
               disewakan pada swasta selama 75 tahun. Di dataran rendah
               swasta dapat menyewa tanah dari penduduk. Perkebunan

                                                                   45
   87   88   89   90   91   92   93   94   95   96   97