Page 96 - Pembentukan Kebijakan Reforma Agraria, 2006-2007 Bunga Rampai Perdebatan
P. 96

Pembentukan Kebijakan Reforma Agraria 2006-2007

               masyarakat lokal mengenai lingkungan SDA mereka.      3
               Penentuan kawasan hutan negara secara sepihak ini – walau
               menggunakan istilan Kawasan Hutan Kesepakatan -
               mempunyai dampak luarbiasa bagi masyarakat-masyarakat
               desa/-adat, yang dalam sekejap kehilangan hak terhadap
               jutaan hektar sumberdaya dalam bentuk berbagai ekosis-
                  4
               tem . Masyarakat-masyarakat ini harus hidup dibawah
               bayang-bayang perusahaan-perusahaan raksasa pemegang
               konsesi HPH /Hak Pengusahaan Hutan, HTI/Hutan Ta-
               naman Industri dan perkebunan, yang selanjudnya menen-
               tukan sistim manajemen dan pemanfaatan SDA yang secara
               formal dikuasai mereka. Dan dengan demikian juga nasib
               dari masyarakat-masyarakat desa/adat. Di Jawa rezim Orde
               Baru membungkam hak-hak demokratis orang desa dengan
               menerapkan kebijakan “massa mengambang”, sehingga
               dengan leluasa dapat menjalankan kebijakan pertanahan
               dan pertanian yang mengabdi pada kepentingan lapisan
               kelas menengah kota, dan lapisan petani kaya di pedesaan.






                 3  Untuk pembahasan detail kontroversi klaim Dep. Kehutanan terhadap
               kawasan hutan lihat Contreras & C. Fay (2006) Memperkokoh
               pengelolaan hutan Indonesia. ICRAF.
                 4  Masyarakat adat di luar Jawa, mengembangkan sistim penghidupan
               teradaptasi dengan tanah yang kurang subur, penduduk yang kecil serta
               teknologi sederhana – mengembangkan pertanian extensive, dengan
               sistim agroforestry dikombinasikan dengan pemanfaatan hail hutan,
               terutama hasil hutan non-kayu (getah, rotan). Dengan cepat masyarakat
               ini menyesuaikan sistim agroforestri mereka dengan meningkatnya
               kebutuha pasar internasional akan bahan mentah seperti karet, produk-
               produk getah lain, kopi, rotan, tengkawang, dll.

                                                                   49
   91   92   93   94   95   96   97   98   99   100   101