Page 99 - Pembentukan Kebijakan Reforma Agraria, 2006-2007 Bunga Rampai Perdebatan
P. 99
M. Shohibuddin & M. Nazir S (Penyunting)
mempunyai kekuasaan apa-apa disatu pihak dan permerin-
tah atau perusahaan besar yang memiliki segala kekuasaan
dipihak lain. Boleh dikatakan pada semua proyek-proyek
besar pemerintah maupun swasta, terjadi kasus-kasus dima-
na penduduk dipaksa dengan segala cara melepaskan tanah
mereka. Umumnya dengan kompensasi yang tidak sesuai
dan diputuskan secara sepihak oleh pengusaha atau oleh
pemerintah. Contoh terkenal adalah kasus waduk Kedung-
ombo dan proyek real-estate Rancamaya. Sama sekali bukan
perkecualian bahwa pada kasus-kasus seperti ini kelompok-
kelompok preman dimanfaatkan untuk mengintimidasi
penduduk. Termasuk juga dalam kasus ini adalah sengketa
antara penduduk dengan pengusaha besar dalam menguasai
sumberdaya laut dan sumberdaya bersama (the commons)
lain, dengan dampak negatif terhadap kesempatan usaha
penduduk. Pada kasus seperti ini, pengusaha besar tidak
memperdulikan hak-hak masyarakat lokal terhadap sum-
berdaya yang telah lama dikelola atau dimanfaatkan mereka.
Sengketa panjang antara nelayan kecil dengan pihak-pihak
yang mengoperasikan pukat harimau merupakan contoh.
Contoh lain adalah sengketa antara pengembang daerah
wisata dengan penduduk setempat. Pada kasus terakhir ini
sumberdaya bersama (the commons) yang dapat diakses oleh
penduduk menjadi tertutup karena dihaki oleh pengembang.
Penghakkan daerah pantai, pulau-pulau kecil oleh hotel dan
resort wisata merupakan contoh.
Ketiga, adalah kategori sengketa agraria yang dipicu
oleh pendefinisian secara sepihak oleh negara kawasan hutan
dan tanah negara disertai oleh pengabaian hak-hak adat
52