Page 98 - Pembentukan Kebijakan Reforma Agraria, 2006-2007 Bunga Rampai Perdebatan
P. 98
Pembentukan Kebijakan Reforma Agraria 2006-2007
dari petani korban penggusuran tersebut mendapatkan
kembali tanah mereka dalam rangka program landreform.
Namun setelah Sukarno jatuh dan Orde Baru berkuasa,
petani-petani ini digusur kembali dari tanah-tanah mereka,
atas nama usaha menumpas petani-petani yang berafiliasi
dengan PKI. Termasuk di dalam kategori ini juga kasus-
kasus dimana pihak perkebunan menganulir hak petani
menggarap tanah perkebunan yang diperoleh pada masa lalu
sebagai bagian dari hak buruh perkebunan. Perkebunan juga
berusaha mengusir petani dari lahan-lahan perkebunan. Con-
toh terkenal adalah kasus sengketa tanah antara petani Jeng-
gawah dengan PTP XXVII. Sengketa kategori ini terjadi
juga antara petani dengan instansi angkatan bersenjata, atas
tanah-tanah yang diduduki petani pada masa revolusi fisik,
atau atas tanah yang diambil alih dari petani secara paksa
oleh pemerintah kolonial untuk kepentingan militer. Feno-
mena pengorganisasian petani kedalam paguyuban dan seri-
kat-serikat tani di Jawa pasca Reformasi politik tahun 1998,
merupakan salah satu respons petani dalam rangka penuntut
kembali hak-hak tanah yang telah dirampas dari tangan mereka.
Kedua, adalah kategori konflik yang dipicu oleh ketim-
pangan kekuasaan dibarengi oleh ketidak pastian hak-hak
tanah rakyat serta sistim peradilan yang tidak berfungsi.
Termasuk dalam sengketa agraria kategori ini adalah kasus-
kasus dimana pemerintah atau perusahaan besar memaksa
petani menjual tanahnya, dengan harga yang ditentukan
secara sepihak dan sangat merugikan petani. Kasus-kasus
ini terutama terjadi pada masa Orde Baru, dimana terdapat
jurang kekuasaan yang lebar antara penduduk yang tidak
51