Page 91 - Multipurpose Cadastre Pengadaan Tanah dan Legalisasi Aset: Penyelesaian Persoalan-persoalan Agraria dan Tata Ruang
P. 91

Multipurpose Cadastre, Pengadaan Tanah, dan Legalisasi Aset
            82

                5)  pelepasan  tanah  adat  dibuat  dengan  dokumen  berjudul
                    ‘Surat Pernyataan Pelepasan Hak  Atas  Tanah Kepada
                    Negara’  secara  sepihak  dengan  disaksikan  Camat  dan
                    Kepala  Desa  setempat, dan diketahui  juga oleh  Kepala
                    Kantor Pertanahan Kotamadya Jayapura;
                6)  pelepasan tanah adat disertai pemberian ganti kerugian.
            c.  Dwi Setianingsih,  2012,  Dampak Sosial Pembebasan  Tanah
                Proyek Pembangunan Infrastruktur Untuk Kepentingan Umum
                (Studi Kasus Proyek Banjir Kanal Timur, di Kelurahan Pondok

                Bambu, Kecamatan  Duren Sawit, Kotamadya  Jakarta  Timur,
                Tesis,  Fakultas  Ilmu  Sosial  dan  Ilmu  Politik  Departemen
                Sosiologi, Universitas Indonesia.
                Penelitian ini  melihat  pada  dampak  sosial  negatif  dari
                pembangunan  infrastruktur  Proyek  Banjir  Kanal Timur.  Hasil
                penelitian menyatakan bahwa dampak sosial pembebasan tanah
                adalah: (1) konflik horizontal antar orang terkena dampak; (2)

                konflik antar orang terkena dampak dengan aparat negara; dan
                (3) putusnya kekerabatan dan tali silaturahmi.
            d.  Afriyandi Musra 2014, ‘Hasil penelitiannya menyatakan bahwa
                penyebab keterlambatan  pembangunan JLUKS  terjadi  pada 3
                (tiga) tahap yaitu Tahap Persiapan (5 faktor), Tahap Pengadaan
                Barang/Jasa (8 faktor), dan Tahap Pelaksanaan Konstruksi (27
                faktor). Dari ketiga faktor tersebut, faktor yang terkait dengan
                isu pertanahan adalah pada Tahap Persiapan, yaitu: (1) terlambat
                pengadaan lahan,  (2)  perbedaan  penilaian harga lahan,  (3)

                kenaikan harga ganti rugi tanah, bangunan dan tanaman, (4)
                penelitian kondisi lapangan kurang akurat, dan (5) kurangnya
                sumber pembiayaan untuk pengadaan lahan (Afriyandi Musra,
                2014:80).
            e.  Andriani Gita Swela, Analisis Dampak Pembebasan Tanah dan
                Nilai Ganti Rugi Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
                Dalam Pembangunan Waduk Logung di Desa Kandangmas dan
   86   87   88   89   90   91   92   93   94   95   96