Page 112 - Perjuangan Landreform Masyarakat Perkebunan: Partisipasi Politik, Klaim dan Konflik Agraria
P. 112

100   Tri Chandra Aprianto


            Perekonomian   guna  menghadapi krisis  tersebut  menerbitkan
            kebijakan  yang sifatnya  mempertahankan  kedudukannya  sebagai
                                             18
            negeri pengekspor hasil perkebunan.  Sementara pada sisi yang lain,
            masyarakat  perkebunan  masih  mengolah  tanah-tanahnya  dalam
            rangka pemenuhan kebutuhan pasar lokal.
                Pada  masa  krisis  tidak  ada  lagi Aktivitas  perdagangan  yang
            sifatnya  masif  seperti sebelumnya. Tanaman  perkebunan  hanya


            berkeliaran   wilayah y  terbatas  Tanaman perkebunan untuk







            sementaratidak   bermigr  kewilayahseber    Padamasa
            sebelum krisis tanaman perkebunan, khususnya tembakau diangkut
            berbondong-bondong dari gudang-gudang penyimpanan   tembakau
              wilayah pedalaman ke arah Pelabuhan P  Foto   bawah






            ini menunjukkan bagaimana tembakau yang telah dibundel dengan
            rapi berada dalam gudang-gudang milik perusahaan perkebunan di
            Pelabuhan Panarukan yang siap diangkut ke seberang lautan.
                Foto 2. Penyimpanan bundelan-bundelan di gudang di Panarukan 19























            18  Bisuk Siahaan, Industrialisasi di Indonesia, hlm. 71.
            19  Foto ini didapat dari Landbouw LMOD 1859 – 1905, Koninklijk Instituut
                voor Taal, Land - en Volkenkunde (KITLV) Leiden, Netherlands.
   107   108   109   110   111   112   113   114   115   116   117