Page 108 - Perjuangan Landreform Masyarakat Perkebunan: Partisipasi Politik, Klaim dan Konflik Agraria
P. 108
96 Tri Chandra Aprianto
Ini merupakan gerakan protes atas perilaku kolonial di atas tanah-
tanah perkebunan yang ada di Jember. Gerakan tersebut dipimpin
oleh seorang Kyai lokal yang menjadi panutan bagi masyarakat
perkebunan di daerah Rambipuji tersebut. Reaksi yang lain adalah
hadirnya organisasi pergerakan nasional Syarikat Islam (SI) di
Jember y ikut mew dinamika masyarakat perkebunan. 10 SI
merupakan organisasi pergerakan yang selalu menyuarakan sikap
anti kolonialisme. Organisasi ini melakukan pendidikan politik
masyarakat diberbagai daerah perkebunan. Adanya reaksi-reaksi dari
masyarakat perkebunan tersebut menyebabkan proses transformasi
agraria kolonial tidak berjalan linier.
Ketidakmulusan transformasi agraria kolonial juga dikarenakan
adanya faktor eksternal, yaitu depresi ekonomi internasional (1930),
atau dikenal dengan zaman melaise. Krisis ekonomi tersebut
memotong secara cepat ekspansi kapital kolonial di Indonesia,
termasuk perluasan tanah-tanah untuk perkebunan di Jember.
Peristiwatersebut juga mampu memangkaspermintaanatasproduk-
produk perkebunan dan menekan harga pasaran. Permintaan
jumlah produk dan harga tembakau di Jember jatuh secara dramatis.
Penurunan permintaan produk perkebunan bisa dilihat pada tahun
1931 perusahaan perkebunan tembakau di Jember masih mampu
mengekspor sebanyak 302.900 bal tembakau. 11 Akan tetapi, sejak
tahun 1932 proses produksi tanaman tembakau mulai mengalami
penurunan akibat krisis ekonomi global yang menghantam sistem
ekonomi kapitalisme, dimana usaha perkebunan bagian didalamnya.
10 Oetoesan Hindia, September dan Oktober 1919. Mengenai dokumen
daftar Sarekat Islam lokal dapat dilihat pada ANRI, Sarekat Islam Lokal
(Jakarta: Penerbitan Sumber-sumber Sejarah No.7, 1975), hlm. 353.
11 Setiap bal itu setara dengan 80 kg. Setiap bal berisi kurang lebih antara
80-100 daun, yang berukuran kurang lebih antara 35-40 cm. Sementara
untuk diameter bal ukuran lebarnya kurang lebih mencapai 75-85
cm, dan panjangnya kurang lebih mencapai 100-110 cm. lihat Slamet
Djojosoediro, Pertembakauan di Indonesia, (Surabaya: Resmi, 1976),
hlm. 8 dan 111-2