Page 105 - Perjuangan Landreform Masyarakat Perkebunan: Partisipasi Politik, Klaim dan Konflik Agraria
P. 105

Perjuangan Landreform Masyarakat Perkebunan  93


              agraria, dimana  penguasaan  lahan  paling luas  berada  pada  tuan
              kebun, sementara  masyarakat  sebagai pendukung pelaksaan  dari
              penguasaan  tersebut. Keberadaan  masyarakat  perkebunan  dengan


              tanahnya k  keberadaannya   wilayah

              menjadi bagian  yang tidak  bisa  dipisahkan  dari kekuatan  modal
              diseberang lautan. Modal terbesar  dari Belanda  tersebut  hadir
              dalam  empat  tanaman  perkebunan, dimana   keempat  tanaman


              tersebut menc      seluruh perusahaan Belanda y


              ada di Indonesia. Adapun empat modal tersebut adalah: (i) industri
              perkebunan kopi sebanyak 187 perusahaan; (ii) industri perkebunan
              teh  mencapai 187 perusahaan; (iii) industri gula  mencapai 173
              perusahaan; dan  (iv) industri perkebunan  tembakau  mencapai 116
              perusahaan. 2

                  Kehadiran  usaha  pertanian  perkebunan   yang mendapat
              dukungan   besar  dari kekuatan  modal tersebut  menyusup  ke





              dalam struktur prakapitalis masyarakat pedesaan   Jaw  Pr
              penyusupan    tersebut  mampu    menghambat     perkembangan





                                                                           3
              kepemilikan tanah dan kewirausahaan masyarakat     Jawa.
              Setidaknya  ini merupakan  kegagalan  kaum  borjuasi pemilik  tanah


                Jawa dalam melakukan transf  agraria y


              kepemilikan, tenaga  kerja  dan  hasil produksinya. Semua  hasil


              pengolahan y  bersumber pada tanah-tanah perkebunan   Jaw







              dibawa ke seber    Hingga akhirnya semua usaha


              kepemilikan  tanah  ter(di)integrasikan  dalam  struktur  kapitalis
              kolonial. 4  Tidak  itu  saja, pada  level otoritas  birokrasi politik  lokal
              2   Bisuk Siahaan, Industrialisasi di Indonesia: Sejak Hutang Kehormatan
                  Sampai Banting Stir (Jakarta: Pustaka Data, 1996), hlm. 37-8.
              3   Lihat  pada  Richard Robison, Soeharto & Bangkitnya Kapitalisme
                  Indonesia (Jakarta: Komunitas Bambu, 2012), hlm. 9-14.
              4   Lihat Richard Robison, Soeharto, hlm. 3. Robison yang merujuk pada
                  Cliford  Geertz,  Agriculture  Involution:  The  Process  of  Ecological
                  Change  in  Indonesia  (Berkeley: University  of  California  Press, 1976),
                  hlm. bab 6.
   100   101   102   103   104   105   106   107   108   109   110