Page 186 - Seluk Beluk Masalah Agraria : Reforma Agraria dan Penelitian Agraria
P. 186
Seluk Beluk Masalah Agraria
melalui pendekatan “proses pengambilan keputusan”. Namun
di tengah-tengah kerja lapangan itu saya menemukan suatu
gejala yang menarik, yang kemudian menjadi judul skripsi, yaitu:
“Pelaksanaan Landreform di Sebuah Desa Jawa: Ngandagan”.
Secara umum, skripsi ini mengulas tentang pelaksanaan
landreform di desa Ngandagan pada tahun 1947 yang berasal
dari inisiatif pemerintah desa sendiri (bukan pemerintah pusat
ataupun daerah), dan bagaimana proses pengambilan kepu-
tusan oleh lurah dalam memutuskan dan melaksanakan pro-
gram landreform itu. Hasil penelitian skripsi ini membuktikan
bahwa landreform lokal berbasiskan rakyat ternyata sangat
mungkin dilakukan asal dipenuhi dua syarat, yaitu: (1) kepe-
mimpinan yang demokratis tapi tegas dan berwibawa, dan (2)
dukungan penuh dari rakyat.
Apabila diingat suasana yang serba terbatas dan di tengah
kecamuk revolusi fisik pada saat itu, maka keberhasilan warga
desa Ngandagan dalam melaksanakan landreform lokal secara
mandiri ini sangatlah mengesankan. Oleh karena itu, kasus
“Pembaruan Agraria Berbasis Rakyat” ini amatlah tepat untuk
dijadikan bahan refleksi dan pembelajaran kita saat ini untuk
lebih mengapresiasi inisiatif-inisiatif lokal dari bawah yang serupa.
Dalam rangka inilah di bawah ini akan disajikan skripsi hasil
studi tentang landreform di desa Ngandagan tersebut.
Mengingat nilai historisnya, skripsi ini disajikan secara lengkap
dan apa adanya, seperti bentuk penulisannya pada tahun 1961. 1
1 Uraian mengenai landreform di Ngandagan ini diterjemahankan
oleh penyunting (Moh. Shohibuddin) dari versi bahasa Inggris yang
berjudul: Landreform in a Javanese Village: Ngandagan. A Case Study
149