Page 185 - Seluk Beluk Masalah Agraria : Reforma Agraria dan Penelitian Agraria
P. 185

Gunawan Wiradi

            3. Harus diusahakan agar tidak terperangkap ke dalam lang-
               kah-langkah yang dapat menimbulkan citra sebagai aksi
               sepihak (membangkitkan trauma masa lalu yang justru
               akan kontra-produktif).
            4. Jangan sampai terjebak ke dalam langkah-langkah yang
               oleh mereka yang anti reform dapat dipakai sebagai alasan
               untuk menuduh sebagai pelanggaran hukum, misalnya
               penjarahan.
                Pada skala nasional, satu-satunya negara yang bisa dika-
            takan telah menerapkan “reform-by-leverage” ini (walaupun
            tidak mengklaim sebagai demikian) adalah Ethiopia pada
            tahun 1975 (Lihat Rehman Sobhan, 1993). Di sana, sekalipun
            Undang-Undangnya dibuat oleh pemerintah pusat, tetapi
            pelaksanaannya amat fleksibel. Bahkan wewenang pelaksanaan
            undang-undang itu tidak berada di tangan pemerintah tetapi
            di tangan asosiasi-tani regional atau bahkan lokal, karena rak-

            yat tani setempatlah yang paham betul bagaimana kondisi
            daerahnya. Akibatnya, di Ethiopia, batas maksimum pemilikan
            tanah sangat beragam, tergantung dari kondisi daerah dan
            kemauan petani setempat itu sendiri.
                Di Indonesia, reform-by-leverage pada skala nasional me-
            mang belum ada. Tetapi pada level lokal, setidaknya ada satu
            kasus pembaruan agraria yang dilakukan atas prakarsa rakyat
            sendiri, tanpa bernuansa “aksi sepihak”, yaitu di desa Ngan-
            dagan Jawa Tengah. Kasus ini pernah saya tulis sebagai topik
            penelitian skripsi S1 untuk mata-kuliah Sosiologi Pedesaan
            pada tahun 1961. Di bawah bimbingan Prof. Dr. Ir. Sajogyo,
            tugas lapang untuk skripsi Sosiologi Pedesaan itu semula
            bertema “hubungan kekuasaan dalam masyarakat desa”

            148
   180   181   182   183   184   185   186   187   188   189   190