Page 196 - Seluk Beluk Masalah Agraria : Reforma Agraria dan Penelitian Agraria
P. 196

Seluk Beluk Masalah Agraria

               diterapkan sistem dua kali tanam hampir selalu berupa padi.
               Bagan di bawah ini memperlihatkan rotasi tanam di lahan sawah.

                November     Maret        Mei      September   November


                                  Penyiapan              Penyiapan
                      November                 Padi
                                   lahan                   lahan

                Penanaman    Panen     Penanaman     Panen


                     Musim hujan            Musim kemarau
                          Gambar 10.3. Rotasi Tanam di Lahan Sawah
                   Sebelum landreform dilaksanakan pada tahun 1947, ter-
               dapat tiga bentuk kepemilikan tanah, yaitu: (1) sawah bengkok,

               yakni tanah yang disediakan untuk gaji Pamong Desa; (2) sawah
               kulian; dan (3) sawah buruhan.
                   Sawah kulian awalnya berasal dari tanah komunal yang didis-
               tribusikan secara bergiliran di antara warga desa yang berhak
               menerima menurut adat. Ukuran standar tanah yang didistri-
               busikan adalah 300 ubin atau + 0,44 ha (1 ha = 700 ubin). Mereka
               yang menguasai sawah kulian mendapat sebutan kuli baku atau
               kuli kenceng. Seorang kuli kenceng bisa memiliki lebih dari sebi-
               dang sawah kulian standar.
                   Sebagai timbal balik dari tanah yang diterimanya dari ko-
               munitas, kuli baku memiliki tugas yang disebut “wajib desa”,
               yaitu pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan untuk kepentingan
               desa. Hal ini antara lain berupa ronda malam, perbaikan saluran
               irigasi, jalan dan jembatan. Pekerjaan-pekerjaan yang memer-
               lukan pengerahan tenaga para kuli baku ini disebut karigan.
               Beban tugas wajib ini tergantung kepada luas sawah kulian

                                                                   159
   191   192   193   194   195   196   197   198   199   200   201