Page 201 - Seluk Beluk Masalah Agraria : Reforma Agraria dan Penelitian Agraria
P. 201

Gunawan Wiradi

            dan “konstitutif”. Namun desa Ngandagan sulit untuk dima-
            sukkan ke dalam salah satu dari dua tipe itu. Seperti dijelaskan
            Geertz, dalam tipe “konstitutif” (laiknya desa-desa Jawa secara
            umum), “loyalitas nasional” menentukan “loyalitas lokal”. Seba-
            gai contoh, seseorang bergabung dalam golongan tertentu
            karena ia merupakan anggota dari partai politik tertentu seperti
            PNI (Partai Nasional Indonesia), NU (Nahdlatul Ulama), dan seba-
            gainya. Hal ini berkebalikan sama sekali dari apa yang mencirikan
            tipe “infusif” (seperti desa-desa Bali pada umumnya) di mana
            seseorang akan menjadi anggota PNI, NU, dan lain-lain karena
            dia termasuk ke dalam satu golongan tertentu. 6
                Di Ngandagan, penduduk memilih aliran (sehingga men-

            jadi satu golongan) bukan karena mereka telah tergabung ke
            dalam sebuah golongan, tidak pula mereka tergabung ke dalam
            golongan karena mereka telah menjadi anggota dari sebuah
            aliran. Mereka memilih menjadi pengikut aliran PKI (Partai Komu-
            nis Indonesia) semata-mata karena Lurah mereka, sosok yang
            mereka pandang mampu menciptakan kehidupan yang lebih
            baik, adalah pengikut aliran PKI.
                Tidak ada satu pun golongan yang terorganisir di desa ini.
            Atau, jikalau ada, maka bisa dikatakan bahwa satu golongan itu
            adalah keseluruhan desa itu sendiri karena seluruh warga desa
            Ngandagan praktis tergabung dalam satu aliran. Formasi sosial
            yang ada tampaknya sama dan sebangun dengan “desa” itu
            sendiri. Sebagai contoh, seluruh orang dewasa adalah anggota
            dari Kerukunan Tani.
                Seperti telah dikemukakan, salah satu alasan mengapa pen-


            6  Clifford Geertz, Ibid.

            164
   196   197   198   199   200   201   202   203   204   205   206