Page 199 - Seluk Beluk Masalah Agraria : Reforma Agraria dan Penelitian Agraria
P. 199
Gunawan Wiradi
langkah mendasar dan perubahan drastis di desa. Rumah-rumah
tinggal yang berserakan dan berjauhan dia pindahkan dan tata
dalam pola yang teratur. Metode dan lembaga pertanian diper-
baiki, dan kebiasaan buruk seperti berjudi secara bertahap ber-
hasil dihapuskan.
D. Komunitas Desa dan Pamong Desa
1. Ngandagan Sebagai “Komunitas Tani”
(Peasant Community)
Seperti disebutkan sebelumnya, pekerjaan utama pendu-
duk Ngandagan adalah bertani. Pekerjaan lain seperti memba-
tik, berjualan eceran di pasar, dan lain-lain adalah pekerjaan sam-
pingan yang umumnya dikerjakan pada masa menunggu panen
(masa paceklik).
Desa Ngandagan dapat dianggap sebagai “komunitas tani”
mengingat, seperti penuturan para responden dan Pamong
Desa, hampir semua padi yang diproduksi digunakan untuk kon-
sumsi sendiri. Sebagai sebuah desa Jawa, Ngandagan mem-
buktikan kebenaran beberapa pernyataan Geertz bahwa ia ada-
5
lah “tanpa bentuk, struktur sosial yang tidak jelas, tanpa tujuan”,
dll. Namun, pernyataan Geertz bahwa desa Jawa “kurang per-
kenalan personal yang erat di antara penduduk yang tinggal
terpisah hanya beberapa meter; kedangkalan ikatan perte-
5 Clifford Geertz, Ethnics versus National Loyalties in the Indonesian
Village: The Javanese Village. Mimeograf, 1959. Catatan penyunting:
Naskah ini dimuat dengan judul “The Javanese Village” dalam
G.W. Skinner (ed.), Local Ethnic and National Loyalties in Village Indo-
nesia: A Symposium. New Haven: Yale University Southeast Asia
Program Cultural Report Series, hlm. 34-41.
162