Page 216 - Seluk Beluk Masalah Agraria : Reforma Agraria dan Penelitian Agraria
P. 216

Seluk Beluk Masalah Agraria

               yang mencerminkan jarak sosial harus dipertahankan. Jarak di
               antara keduanya ini, walaupun kecil, harus tetap dijaga sebab
               tanpanya maka otoritas (pengaruh) tidak akan terjadi. Seperti
               dikemukakan Michels, “otoritas tidak akan lahir atau terpelihara
               tanpa penciptaan atau pelanggengan jarak antara mereka yang
               memberi perintah dan mereka yang mematuhinya.” 8
                   Gagasan penataan ulang desa Ngandagan diperkenalkan
               oleh Lurah Sumotirto, sebuah gagasan yang tidak seorang pun
               di desa yang memikirkannya. Gagasan inilah yang kemudian
               dirasakan oleh penduduk membawa banyak kemanfaatan pa-
               da mereka. Ini merupakan prestasi yang meningkatkan prestise
               sang Lurah, dan dengan demikian otoritasnya. Kepatuhan

               penduduk Ngandagan kepada para pemimpinnya sebagiannya
               disebabkan oleh otoritas yang melekat pada kepribadian Lurah
               Sumotirto.

                 4. Kerukunan Tani Sebagai Formasi Sosial
                   Pada saat Lurah Sumotirto hendak mewujudkan gagasan-
               nya tentang penataan kembali desa, dia sadar bahwa penduduk
               desa harus diorganisir. Tindak lanjut dari landreform haruslah
               didukung oleh aktivitas-aktivitas swadaya masyarakat. Namun,
               dengan mempertimbangkan kondisi yang ada saat itu, dia men-
               dorong warganya untuk berorganisasi secara informal saja.
               Dalam perkembangannya kemudian, dia berhasil menciptakan
               sebuah organisasi tanpa nama formal yang anggotanya menca-

               kup seluruh rumahtangga di desa. Organisasi ini mengakomo-
               dasikan semua aktivitas masyarakat yang muncul dari bawah.

               8  Roberto Michels, “Authority,” Encyclopedia of the Social Sciences, New
                York, 1930, Vol. 2, hlm. 420.

                                                                   179
   211   212   213   214   215   216   217   218   219   220   221