Page 220 - Seluk Beluk Masalah Agraria : Reforma Agraria dan Penelitian Agraria
P. 220
Seluk Beluk Masalah Agraria
keputusan adalah reduksi atas serangkaian pilihan tindakan. Ia
merupakan suatu proses yang melibatkan berbagai sikap atau
posisi dan mekanisme yang mengantarkan pada pilihan tertentu
di antara berbagai alternatif. Ia akan melibatkan pertanyaan-
pertanyaan mengenai siapa yang mengajukan gagasan, siapa
yang memberikan alternatif yang berbeda, berapa banyak
alternatif yang muncul, dan bagaimana beragam alternatif itu
disaring.
Di Ngandagan, proses pengambilan keputusan mengenai
pelaksanaan landreform dan sistem pertukaran tenaga meru-
pakan satu kasus yang coba diamati oleh studi ini. Kasus ini terjadi
pada tahun 1947 ketika Sumotirto baru saja terpilih sebagai Lurah
pada satu tahun sebelumnya.
Gagasan untuk membuat perubahan dalam struktur pengu-
asaan tanah dan hubungan perburuhan berasal dari Sumotirto
sendiri. Langkah-langkah yang diajukan dimaksudkan untuk
menyusun sistem penguasaan tanah dalam satu cara sehingga
semua orang di desa dapat merasakan manfaat dari sumberdaya
desa yang ada. Untuk mencapai tujuan ini dibutuhkan satu sya-
rat, yaitu bahwa setiap orang di desa ini harus bekerja. Agar hal
ini mungkin maka semua rumahtangga di desa harus menguasai
tanah untuk dikelola, baik sebagai tanah milik (penguasaan for-
mal) maupun tanah garapan (penguasaan efektif). Hal ini hanya
dapat dilakukan dengan cara menyisihkan secuil tanah dari
ukuran standar tanah kulian yang ada yang dapat diredistribu-
sikan kepada para tuna kisma sebagai tanah garapan (sawah
buruhan).
Gagasan ini kemudian diajukan dalam Rapat Desa yang
dihadiri oleh semua warga desa utama dan para pinisepuh. Sela-
183