Page 126 - Problem Agraria, Sistem Tenurial Adat, dan Body of Knowledge Ilmu Agraria- Pertanahan (Hasil Penelitian Sistematis STPN 2015)
P. 126

Yahman, Akur Nurasa, Westi Utami
            108

            c.   Perumahan pensiunan karyawan              seluas 558,35 Ha
            d.  Terkena RUTRW (ada dikuasai rakyat/PTPN-II),  seluas 2.641,47 Ha
            e.  Penghargaan masyarakat adat etnis Melayu      seluas 450,00 Ha
            f.   Pengembangan kampus USU (sudah Hak Pakai)  seluas 300,00 Ha



            b. Sumber Konflik Dan Kondisi/Fakta Yang Ada
                Berdasarkan hasil  penelitian lapang  dan  data menunjukkan bahwa
            tanah HGU  PTPN  II yang  tidak  diperpanjang  terdapat  di 51 kebun  dan
            letaknya tersebar secara sporadis yang masing-masing kebun permasalahan
            garapan masyarakat satu dengan yang lain berbeda secara historikal maupun
            alas  haknya,  ada  areal  kebun  yang  diberikan  perpanjangan  HGU  secara
            keseluruhan karena tidak ada garapan, ada yang diberikan perpanjangan
            sebagian saja  dan sisanya  dikeluarkan  karena  berbagai sebab  misalnya
            karena ada tuntutan, ada garapan, juga ada areal kebun yang seluruhnya
            tidak diperpanjang karena ada tuntutan, ada garapan yang terkena RUTRW.

                Terdapat tanah HGU eks. HGU PTPN-II yang dijual PTPN-II kepada
            pihak ketiga  dengan  seijin  dari  Menteri BUMN (PTPN-II  menyebutnya
            dengan istilah divestasi) padahal di dalamnya terdapat garapan masyarakat,
            perumahan karyawan. Penjualan dilakukan misalnya kepada Yayasan Nurul
            Amaliyah seluas 59 Ha di Kebun dagang Kerawan seluas 59 Ha di Tanjung
            Marowa  dan kepada PB.  Aljamiyatul  Washliyah  seluas 32 Ha  di Kebun
            Helvetia Kecamatan Labuhan Deli, sehingga di atas tanah tersebut timbul
            sengketa baru bahkan digugat ke pengadilan.

                Selain permasalahan okupasi tanah garapan yang terletak pada areal
            eks. HGU dan permasalahan jual beli terhadap tanah eks. HGU kepada
            pihak ketiga oleh PTPN II, permasalahan yang ditemui di lapangan saat
            ini adalah adanya perluasan okupasi tanah perkebunan HGU aktiv PTPN-
            II  terus dilakukan oleh  masyarakat,  kelompok  tani/penggarap, spekulan
            tanah. Okupasi dan proses jual beli bawah tangan yang telah dilakukan
            cukup lama baik oleh masyarakat penggarap, spekulan tanah, developer,
            kelompok  tani  mengakibatkan penggunaan  tanah pada areal  HGU aktif
            PTPN II berubah menjadi kawasan perumahan dan pemukiman, kawasan
            pertokoan, dan tanah garapan/kebun yang dikelola oleh petani penggarap
            maupun spekulan  tanah.  Kondisi okupasi yang semakin  meluas, subyek
            yang terlibat  semakin  banyak  dan  belum  ada titik temu  penyelesaian
            permasalahan konflik tanah ini tentunya seperti bom waktu yang setiap
            saat dapat meledak dan menimbulkan korban yang sangat banyak.
   121   122   123   124   125   126   127   128   129   130   131