Page 215 - Problem Agraria, Sistem Tenurial Adat, dan Body of Knowledge Ilmu Agraria- Pertanahan (Hasil Penelitian Sistematis STPN 2015)
P. 215

Pengakuan Penguasaan dan Pemanfaatan Tanah dalam ...  197


                  Berdasarkan sejarah lisan (Tetek Tatum), mayoritas sub etnis Dayak
              Kalteng berasal  dari  Dayak Ngaju. Menurut  Tjilik Riwut,  awalnya  alam
              semesta masih kosong,  yang  ada hanya  Ranying (Tuhan  YME).  Karena
              kekuasaannya yang serba Maha, Ranying berkehendak menciptakan langit,
              bumi, gunung, bukit dan sungai maupun segala isi bumi dan segala mahluk
              hidup lainnya. Pendapat mengenai asal-usul suku Dayak sangat bervariasi.

                  Menurut  pendapat  umum,  suku  Dayak  merupakan suku  terbesar
              dan tertua  yang telah  mendiami  tanah  Borneo.  Menurut  asal  usulnya,
              nenek moyang suku Dayak berasal dari empat tempat yaitu: Tantan Puruk
              Pamatuan  di hulu Sungai Kahayan  dan Barito,  Tantan Liang Mangan
              Puruk Kaminting (Bukit Kaminting),  Datah  Takasiang, hulu  sungai
              Rakaui  (Sungai  Malahui Kalimantan Barat), dan Puruk Kambang Tanah
              Siang (hulu Barito). Dari tempat-tempat tersebut kemudian tumbuh dan
              berkembang dalam tujuh suku besar yaitu: Dayak Ngaju, Dayak Apu Kayan,
              Dayak Iban dan Hebab, Dayak Klemantan atau Dayak Darat, Dayak Murut,
              Dayak Punan dan Dayak Ot Danum.
                  Disamping penduduk asli suku Dayak tersebut di atas, terdapat suku
              lainnya (Jawa, Bali dan lainnya) yang berasal dari  program  transmigrasi
              terdapat  di Kabupaten:  Kapuas,  Baroto  Timur  dan  Gunung Mas,  serta
              WNA yang merupakan pekerja pada Penanaman Modal Asing, terdapat di
              Kabupaten Kotawaringin Timur dan Palangka Raya.

                  Suku Dayak menetap dan hidup dekat sungai atau hutan di pedalaman.
              Masyarakat Dayak  adalah masyarakat  yang  memegang  teguh harga
              diri,  memiliki  kekerabatan  serta keterikatan  yang kuat  dengan  tempat
              asal,  menyatu dengan alam, agak  pemalu  terhadap  pendatang  tetapi
              sangat menghargai orang lain. Mata pencaharian yang dilaksanakan oleh
              masyarakat Dayak selalu ada hubungannya dengan hutan (alam), misalnya
              berburu, berladang,  berkebun,  menangkap  ikan  secara  tradisional,  dan
              meramu hasil  hutan. Mata  pencaharian  yang berorientasi  pada hutan
              tersebut telah berlangsung selama berabad-abad, dan ternyata berpengaruh
              terhadap kultur orang Dayak. Mata pencaharian yang khas bagi masyarakat
              Dayak  adalah  sistem ladang berpindah,  secara berkelompok.  Siklus
              pekerjaan  ladang  adalah: penebangan pohon  (hutan), pengeringan
              (batang, cabang,  ranting  serta daun-daun)  secara alami,  pembakaran
              dan  penanaman, dilakukan  secara gotong-royong.  Pekerjaan  selanjutnya
              yaitu merawat serta menjaga tanaman menjadi tanggungan rumah tangga
              masing-masing.
   210   211   212   213   214   215   216   217   218   219   220