Page 218 - Problem Agraria, Sistem Tenurial Adat, dan Body of Knowledge Ilmu Agraria- Pertanahan (Hasil Penelitian Sistematis STPN 2015)
P. 218
BAB III
PEROLEHAN, PEMANFAATAN, DAN
PENGUASAAN TANAH ADAT DAYAK
A. Pola Perolehan Kepemilikan Tanah Adat
Keberadaan suku-suku bangsa di tanah air, termasuk masyarakat
adat Dayak telah berlangsung lama, bahkan sejak berabad-abad yang
lalu, jauh sebelum terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Masyarakat adat di Kalimantan identik dengan suku Dayak, mendominasi
pulau Kalimantan bersumber dari empat tempat yaitu: a) Tantan Puruk
Pamatuan di hulu Sungai Kahayan dan Barito, b) Tantan Liang Mangan
Puruk Kaminting (Bukit Kaminting), c) Datah Takasiang, hulu sungai
Rakaui (Sungai Malahui Kalimantan Barat), dan d) Puruk Kambang Tanah
Siang (hulu Barito). Dari tempat ini kemudian tumbuh dan berkembang
dalam satu kawasan daerah aliran sungai, menjadi rumpun-rumpun atau
sub suku (tujuh suku besar) yaitu: Dayak Ngaju, Dayak Apu Kayan, Dayak
Iban dan Hebab, Dayak Klemantan atau Dayak Darat, Dayak Murut, Dayak
1
Punan dan Dayak Ot Danum . Menurut Siun, suku Dayak di Kalteng terdiri
dari 4 (empat) induk suku yaitu: Dayak Ngaju, Dayak Ma’anyan, Dayak
2
Lawangan, dan Dayak Ot Danum .
Guna merintis semangat persatuan dan pembaharuan politik, sosial,
budaya, ekonomi dan keamanan dalam rangka menghadapi situasi saat itu,
maka dengan mendasarkan atas persamaan dan kebiasaan yang mengatur
1 http://waradhika.blogspot.co.id/2013/01/ringkasan-budaya-suku-dayak.html,
diunduh tanggal 6 Oktober 2015.
2 Memahami Latar Belakang dan Berupaya Memperkokoh Eksistensi
Masyarakat Adat Dayak Kalimantan, http://www.kborneo.com/files/product_
document/258/1429522005.pdf, diunduh tanggal 6 Oktober 2015.