Page 223 - Problem Agraria, Sistem Tenurial Adat, dan Body of Knowledge Ilmu Agraria- Pertanahan (Hasil Penelitian Sistematis STPN 2015)
P. 223
Pengakuan Penguasaan dan Pemanfaatan Tanah dalam ... 205
atau untuk kebutuhan ladang (pertanian), sebagaimana hal di Jawa dan
Bali yang lazim disebut tanah yasan. Hal ini juga terjadi pada masyarakat
adat Dayak di Kalteng, sebagaimana riwayat tanah yang dituturkan oleh
warga di Desa Tumbangkoling dan Desa Makmur Jaya (Sampit).
2. Perolehan Tanah Secara Derevatif
Perolehan tanah secara Derivatif merupakan perolehan penguasaan
tanah yang meliputi cara perjanjian (pembelian dan tukar-menukar) atau
melalui pewarisan. Di dalam masyarakat adat Dayak juga dikenal adanya
cara pemindah-tanganan hak atas tanah melalui : (1) Jual-beli (hajual haili),
(2) perwarisan, (3) pemberian (panenga), (4) tukar-menukar (tangkiri
ramu), (5) gadai (sanda, hasanda) dan (6) perkawinan (petak palaku).
Pemindahan hak atas tanah terjadi bilamana seorang keluarga tertentu
sangat membutuhkan uang untuk keperluan yang mendesak, seperti biaya
sekolah anak, pengobatan, perkawinan, pesta upacara Tiwah, dan lain-lain.
Pola penguasaan tanah oleh masyarakat Dayak dapat dilakukan
melalui (perjanjian) jual beli secara nyata. Belakangan atau saat ini jual beli
secara nyata dilakukan secara tertulis untuk menjamin adanya kepastian
hukum. Atau dapat juga melalui cara tukar-menukar atas sebidang tanah
yang dilakukan secara adat atau secara nyata dengan menunjukan para
saksi untuk menyatakan sahnya perjanjian tersebut. Proses tukar menukar
yang dilakukan dengan menafsirkan nilai tanah masing-masing dan
biasanya tanah yang ditukar para pihak tanpa atau dengan menambah
harga tanah yang ditukar tersebut. Permohonan tukar menukar kawasan
hutan di Kalteng sampai dengan Maret 2013, tercatat sebanyak 3 (tiga)
unit perusahaan perkebunan. Permohonan tukar menukar kawasan hutan
tersebut secara khusus untuk usaha budidaya perkebunan sebagai tindak
lanjut dari Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2012 tentang Perubahan
PP No 10 Tahun 2010 tentang Tata Cara Perubahan Peruntukan dan Fungsi
Kawasan Hutan. Permohonan tukar menukar kawasan hutan di Kalteng
didominasi permohonan perubahan dari HPK menjadi HP .
9
9 Hutan Produksi yang dapat dikonversi (HPK) adalah kawasan hutan yang
secara ruang dicadangkan untuk digunakan bagi pembangunan di luar
kehutanan. Hutan Produksi Tetap (HP) adalah kawasan hutan dengan faktor-
faktor kelas lereng, jenis tanah dan intensitas hujan setelah masing-masing
dikalikan dengan angka penimbang mempunyai jumlah nilai di bawah 125, di
luar kawasan lindung, hutan suaka alam, hutan pelestarian alam dan taman
buru.