Page 158 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 158
Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
delapan 2605 titik atas nama bangsa Indonesia Sukarno strif
81
Hatta rd 1205”
Telegram proklamasi tersebut diterima oleh para pegawai Domei
Bandung, diantaranya oleh A.Z. Palindih, Muhamad Adam, Lalu Danila,
dan Matullessy. Mereka lantas menyalin teks proklamasi tersebut pada
papan tulis dengan huruf-huruf besar, kemudian memajangnya di
82
depan kantor Domei, Jalan Dago, Bandung. Warga yang melintas
penasaran dan melihatnya, sehingga menimbulkan kerumunan massa.
Dari warga yang melihat, berita proklamasi merambat ke seluruh kota,
diikuti dengan cepat oleh bantahan resmi dari Jepang sejam
83
kemudian. Bupati Bandung Suriasaputra yang mendapat laporan
tentang proklamasi kemerdekaan, memerintahkan pegawainya untuk
menyebarluaskan berita proklamasi itu.
Redaktur harian Tjahaja pun menerima berita proklamasi dari
kantor Domei Jakarta melalui telegram pada 17 Agustus siang. Berita
yang dibocorkan oleh wartawan Tjahaja merambat ke seluruh kota.
Pada saat yang bersamaan penyebaran berita proklamasi di hari
pertama diikuti oleh bantahan resmi dari Jepang sejam kemudian,
pengawas Jepang di Tjahaja, dan keengganan editor pelaksananya
untuk membuat beritanya.
84
Namun, sebagian wartawan yang masih muda tidak kehabisan
akal. Wartawan Tjahaja, Bari Lukman, setelah mendapat izin dari Moh.
Kurdi, menuliskan teks proklamasi pada papan tulis di depan kantor
Tjahaja. Dalam beberapa saat saja rakyat berkerumun di depan tulisan
tersebut untuk mengetahui isi berita proklamasi.
Bari Lukman lantas meminta kepada Isa Ansyhari agar
memberikan bendera merah putih milik Jawa Hokokai kepada dirinya
untuk dikibarkan di atas Gedung Denis (De Eerste Nederlands Indische
Spaarbank). Bari Lukman berlari dari kantor Jawa Hokokai di depan
Alun-alun Bandung menuju Gedung Denis. Di Gedung Denis, Bari naik
ke lantai tiga dan mengibarkan bendera merah putih, pada pukul
13.00. Sekembali dari pengibaran bendera Merah Putih di atas atap
Gedung Denis, Bari Lukman menyaksikan tulisan teks proklamasi pada
papan tulis di depan kantor Tjahaya telah dihapus atas perintah tentara
Jepang, Shidoin. Tapi, sekali lagi, Bari Lukman menuliskan kambali
pengumuman proklamasi pada papan tulis itu. Petang harinya
146