Page 163 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 163
Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
105
kemerdekaan, termasuk mereka kalangan elite di Jakarta. Alasannya,
meski Jepang mengalami krisis di luar Indonesia dan secara bertahap
mengundurkan diri dari Jakarta, pasukan pendudukan mereka tetap
memiliki kontrol militer penuh atas Jawa dan pulau-pulau penting
lainnya. Warga Indonesia, sebagai contoh, tetap harus berhenti dan
menunduk memberi hormat jika melewati pos-pos militer Jepang, aliran
propaganda terus berlanjut dan tidak berkurang, dan sistem totaliarian
tetap bertahan. Beberapa lama setelah mendengar berita menyerahnya
Jepang, barulah mereka dapat sepenuhnya membebaskan diri dari
dunia Jepang yang menjadi latar kehidupan mereka sebelumnya.
Sebagian baru menyadari kalau Indonesai benar-benar merdeka
setelah kalender Jepang yang berangka tahun 2605 berubah menjadi
kalender Indonesia berangka tahun 1945. Begitu juga dengan waktu
yang berbeda setengah jam antara waktu wilayah Tokyo dengan waktu
106
wilayah Jawa.
Masyarakat Jawa Barat lainnya ada yang menerima kabar
proklamasi dari Bandung secara berantai maupun langsung dari Jakarta
dan kota-kota lain. Pemuda Bekasi, seperti Yakub Gani, langsung
kembali ke Bekasi setelah menyaksikan pembacaan naskah proklamasi
kemerdekaan oleh Sukarno. Dia mengabarkan berita proklamasi kepada
Guru Noer Alie. Noer Alie yang sudah merasakan gelagat kemerdekaan
107
Indonesia menyambut hangat dan gembira kabar itu. Usai salat
Jumat, Noer Alie mengumumkan berita proklamasi kepada para badal,
santri, dan masyarakat di Mesjid Kampung Ujungmalang. Noer Alie
menerangkan makna kemerdekaan yang diartikan sebagai bentuk
kebebasan bumiputera dari penjajahan bangsa lain, terutama Jepang,
Belanda, dan tuan tanah Cina. Keesokan harinya, 18 Agustus, Noer Alie
kedatangan anak buahnya, Poin dan Yusuf Banja, yang membawa kabar
108
serupa.
Kabar proklamasi juga diterima tokoh Bekasi lainnya, seperti
Guru Abdul Hamid, Marzuki Urmaini, Hasan Sjahroni, dan Marzuki
Hidayat dari Gerakan Pemuda Islam Bekasi (GPIB) di Pasar Bekasi, Zakaria
Burhanuddin dan Namin Abdu Khar di Kampung Duaratus, Angkut Abu
Gazali dan Bantir di Tambun, Haji Rijan serta M. Husein Kamaly dan
Muhammad Haji Rijan di Kranji di Kranji, Gusir dan Haji Maksum di
Cakung-Cilincing, Camat Nata di Cibitung, Haji Darip dan Haji Hasbullah
109
di Klender. Bagi sebagian tokoh dan pengikutnya, kemerdekaan
151