Page 182 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 182
Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Pertarungan sengit antara pihak pejuang Indonesia dengan
Sekutu di sepanjang jalur tersebut selama lima hari sejak 10 Maret 1946
membuat rentan posisi Inggris. Setelah pasukan tambahan tersebut tiba
di Bandung, ketegangan meningkat pada 19 Maret 1946. Ketika itu
sejumlah mortir Indonesia jatuh di salah satu daerah permukiman orang
sipil Eropa dan menghasilkan sejumlah korban jiwa. Atas dasar itu,
Inggris melakukan perundingan dengan Perdana Meteri Sjahrir di
Jakarta pada 22 Maret 1946. Hasilnya, Inggris akan melakukan operasi
militer dan menarik seluruh unit militer dan pasukan bersenjata
Indonesia dari wilayah dalam radius 11 kilometer dari pusat kota
188
Bandung.
Usai perundingan, hari itu juga, Komandan Komandemen Jawa
Barat Didi Kartasasmita dan Wakil Menteri Keuangan Sjafruddin
Prawiranegara, terbang dari Jakarta ke Bandung. Di Bandung, mereka
memberi tahu pemimpin sipil dan militer lokal mengenai ultimatum
Inggris dan menyampaikan instruksi Perdana Menteri Sjahrir yang harus
189
diikuti. Pemerintahan sipil dan militer di Bandung pun berunding.
Wali Kota Bandung Sjamsurijal bersama Komandan Divisi Ketiga Kolonel
Abdul Haris Nasution dan Kepala Seksi Majelis Persatuan Perjuangan
Priangan (MP3) Sutoko sepakat bahwa hal itu harus dibahas secara lebih
mendalam bersama Sjahrir. Untuk itu, keesokan harinya, 23 Maret
1946, Nasuiton terbang ke Jakarta.
Namun, saat Nasution berada di Jakarta, Komandan Divisi
Hindia ke-23 di Bandung, Jenderal Hawtorn, merangsek maju. Pada 23
Maret 1946 sore, ia mengumumkan lewat radio dan pamflet bahwa
Bandung selatan akan dibersihkan dari orang-orang bersenjata. Pasukan
bersenjata Indonesia harus sudah keluar dari wilayah 11 kilometer
sebelum tanggal 24 tengah malam untuk mencegah pertumpahan
darah, dan warga sipil diminta untuk tetap tenang dan tidak
meninggalkan rumah selama periode itu.
Ketika Nasution kembali dari Jakarta pada 24 pagi, Nasution
terperanjat menyaksikan cara culas Hawtorn. Maka, Nasution
mengadakan pertemuan dengan perwakilan dari pemerintahan sipil,
kepolisian, serta Badan Ekskutif DPRD Keresidenan Priangan dan Kota
Bandung. Nasution menyampaikan bahwa pemerintah pusat telah
memutuskan untuk mematuhi ultimatum Inggris dan mencegah
terjadinya pertumpahan darah ataupun bentuk konfrontasi lainnya.
170