Page 179 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 179
Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Indonesia sekitar 40 orang. Sekutu pun bisa melanjutkan
175
perjalanananya ke Bandung.
Pertempuran tidak terelakkan antara pasukan Indonesia dengan
sekutu di Kedunghalang dan Kotaparis. Tentara Sekutu membakar
Kampung Kebon Kopi. Dalam satu penyerbuan yang dilakukan para
pejuang di pusat kota pada malam 14 Desember 1945, sebanyak 32
176
pejuang gugur dari Leuwiliang dan Jasinga, termasuk KH Djamsari.
Pada 16-18 Desember 1945, tentara Sekutu-Inggris menembaki,
menggeledah, dan membakar rumah-rumah penduduk di Panaragan
Kidul, Gunung Batu, Gang Kepatihan, dan Lebak Kantin. Sekutu-Inggris
juga menyerang titik vital pertahanan Indonesia di Teluk Pinang (Ciawi),
Cinangneng, Depok, Ciluar, Cijeruk, Sindangbarang, Cikereteg, dan
Pagentongan.
177
Para pejuang di Bandung yang sejak akhir Agustus hingga awal
Oktober dengan mudah menyerbu markas tentara dan merebut
persenjata dari gudang senjata Jepang, namun sejak pertengahan
Oktober tidak leluasa lagi. Bahkan berhasil dijinakkan oleh Jepang dan
Sekutu.
Perlu dijelaskan bahwa sejak masa Hindia Belanda sampai
pendudukan militer Jepang, Bandung dijadikan pabrik pembuatan
senjata, pusat perbengkelan senjata, gudang senjata. Lokasinya di Kiara
Condong, lapangan terbang Andir, Rancaekek, dan Cilampeni. Juga
terdapat kamp tahanan di Cisurupan (Cikajang, Garut) dan Ciater yang
ditempati oleh Laksamana Maeda dan anggota marine dari Jakarta.
Kantor-kantor pemerintah, seperti kantor kabupaten, kantor
kotapraja, dan kantor pekerjaan umum, dalam direbut. Menjelang akhir
September 1945 para pejuang mengusir Jepang dengan kekerasan.
Kantor-kantor pusat yang strategis dikuasai, di antaranya Kantor Besar
Pos, Telegraf, dan Telekomunikasi (PTT), Balai Besar Kereta Api, Jawatan
Angkutan Bermotor, Jawatan Pekerjaan Umum, dan Jawatan Radio.
Para pelajar bersama bekas PETA berhasil mengepung konvoi
panser Jepang di Cicadas. Jepang menyerah dan 9 unit panser di
serahkan kepada polisi. Dua orang pemuda, yaitu bekas Heiho
Sumarsono dan mahasiswa Batangtaris berhasil mengelabui Jepang
dengan cara masuk ke gudang senjata di Dayeuhkolot dengan jalan
menyamar sebagai perwira Jepang. Mereka berhasil mengangkut
sejumlah senjata dari gudang tersebut. Kemudian senjata itu dibawa ke
167