Page 180 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 180

Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


                asrama  Batalion  Sukanda  Bratamanggala,  sehingga  batalion  ini
                                                        178
                tergolong paling lengkap persenjataannya.
                        Pada 2 Oktober, pabrik senjata yang besar di Kiaracondong di
                sebelah tenggara kota Bandung berhasil direbut pihak Indonesia. Pada 7
                                                             179
                Oktober, sejumlah gudang senjata diambilalih.  Keberhasilan merebut
                persenjataan  itu  membuat  massa  dalam  jumlah  besar  menjadi  ikut-
                ikutan  berani  untuk  merebut  senjata  Jepang.  Dipimpin  oleh  Polisi
                Khusus, anggota BKR dan pemuda dari Departemen Kereta Api maupun
                instansi lainnya, massa bergerak dari berbagai arah menuju pangkalan
                udara di  Andir  di  sebelah  barat  kota,  untuk  kemudian  melucuti  pihak
                Jepang di sana sekaligus memegang kendali penuh. 180

                        Saat  terjadi  perebutan  senjata,  komanan  militer  Jepang  di
                Bandung,  Mayor  Jenderal  Mabuchi,  melakukan  negosiasi  dengan
                sejumlah  elite  penguasa  Indonesia,  yakni  Ketua  KNID  Jawa  Barat  Oto
                Iskandar  Dinata,  Residen  Priangan  Puradireja,  dan  Wali  Kota  Bandung
                                    181
                Ukar  Bratakusumah.   Ada  dua  versi  kesepakatan  dari  hasil  negosiasi,
                yakni  hanya  ada  janji  yang  tidak  pasti  dari  sang  jenderal  untuk
                menyerahkan persenjataan Jepang pada tanggal yang tidak ditentukan,
                sedangkan  versi  lainnya  menyebutkan  adanya  perjanjian  untuk
                melangsungkan proses penyerahan secara perlahan dan teratur.  Lepas
                                                                            182
                dari  itu,  saat  itu  kerumunan  massa  yang  agresif  telah  berkumpul  di
                sekitar markas Kempetai di Bandung utara pada pagi 10 Oktober. Massa
                menyerang,  dan  ketika  situasi  semakin  berbahaya,  Jepang  memanggil
                Kepala  BKR  Kota  Bandung,  Suhari,  dan  sejumlah  pemimpin  Republik
                lainnya untuk berunding. Namun, begitu di dalam bandungan, Jepang
                menodongkang bayonet dan memaksa mereka untuk menyerah. Jepang
                juga meminta mereka menghentikan serangan massa dan meyakinkan
                massa untuk bubar dengan menyatakan bahwa senjata akan dibagikan
                setelah proses “negosiasi” yang sedang berjalan selesai.
                                                                    183
                        Di  bawah  ancaman  senjata  Jepang,  pada  siang  harinya  Suhari
                dan beberapa orang terpaksa menaiki tank untuk berkeliling kota dan
                mendesak  masyarakat  agar  menghentikan  serangan  terhadap  Jepang.
                Pada  saat  yang  sama,  Jepang  menyerang  kantor  KNI  Keresidenan
                Priangan  dan  menyapu  bersih  markas  BKR.  Sore  harinya,  mereka
                menyebar  di  segala  penjuru  kota  dan  menembaki  siapa  saja  yang
                berusaha melawan. Besok paginya, mereka membuat barikade si setiap
                jalan masuk ke kota dan di berbagai titik di dalam kota. Dalam beberapa




                168
   175   176   177   178   179   180   181   182   183   184   185