Page 175 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 175
Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
ketertiban. Residen Bogor, R. ljok Mohammad Sirodz Harjawinangun,
menolak permintaan Sekutu dengan alasan Bogor sudah aman dan
158
MBPN sanggup menjaga keamanan.
Namun, Sekutu tetap berusaha menduduki Bogor. Alasannya,
situasi keamanan tidak terkendali. Sejak awal Oktober, terjadi berbagai
penculikan dan penggedoran terhadap orang Eropa di Bogor, yang
sebagian besar justru dilakukan oleh anggota TKR dan Barisan Pelopor.
Pada 7-11 Oktober, situasi di Bogor dan Depok makin kacau. Kepala
Palang Merah Internasional W.A.P.C. Pennink ditawan, diinterogasi, lalu
dipenjara di Penjara Paledang, Bogor. Pada akhir Oktober 1945, Penjara
Paledang diinspeksi tentara Sekutu, lantas tahanannya dipindahkan ke
kamp-kamp pengungsian di kamp Kedoenghalang, Ursulinenklosster,
untuk interniran perempuan, kamp 14e Batalion di Pabaton dan kamp
Kota Paris. Untuk mempertahankan Bogor dari penguasaan Sekutu,
pada 15 November 1945 Letnan Kolonel Hussein Sastranegara
membangun Resimen 2 Jawa Barat.
Pelucutan senjata di daerah Sukabumi dan Cianjur tidak jauh
berbeda dengan daerah-daerah lainnya. Di daerah ini tentara PETA di
empat daidan—Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Cibeber, dan Jampang
159
Kulon—dilucuti senjatanya. Pelucutan senjata itu berjalan dengan
lancar, kecuali beberapa senjata yang disembunyikan, seperti yang
dilakukan Syudanco Kosasih. Dia berhasil melarikan 2 unit truk.
TKR kota dan Polisi Sukabumi mengadakan pelucutan senjata
dari tangan kempetai. Rakyat mengepung gedung kempetai, sementara
pemuka-pemukanya mendesak taico untuk menyerahkan senjata.
Jepang mengulur-ulur waktu dengan jalan menelpon ke Bandung dan
Jakarta untuk minta putusan dari atasannya. Akhirnya Jepang
menyerahkan senjatanya. Karena tidak ada rencana pengambilan
senjata secara besar-besaran, para pemuda hanya mengambil beberapa
pucuk. Usaha TKR untuk bernegosiasi dengan Jepang di Cilameti,
160
Cicurug, tidak berhasil, sehingga perwira Kosasih ditahan sebentar oleh
161
API Cicurug.
Perebutan senjata di Tasikmalaya berhasil dengan baik. Para
pemuda dapat mengusir Jepang dari lapangan terbang, kempetai
menyerahkan markasnya, sedangkan orang-orang Belanda diinternir
oleh rakyat. Begitu juga di daerah Cirebon perebutan kekuasaan dari
tangan Jepang berjalan baik, meski di beberapa tempat ada
163