Page 170 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 170
Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Para pejabat kepala daerah pada umumnya ditunjuk oleh KNID.
Sebagian besar mereka sudah menduduki jabatan tersebut pada masa
pemerintahan Jepang. Pada 1 September, R. Puradireja ditunjuk sebagai
Residen Priangan. Residen-residen daerah-daerah lain juga dibentuk
pada awal September 1945, yakni Residen Banten Tirta Suyatna yang
kemudian diganti oleh Kiai Haji Akhmad Khatib; Residen Bogor
Mohammad Sirodz (kemudian diganti oleh Barnas); Residen Jakarta
Sewaka, dan Residen Cirebon Dr. Murjani. Pengangkatan para bupati
dan wali kota ditunjuk oleh para wakil rakyat di daerahnya masing-
masing yang tergabung dalam KNID.
3.11. Konflik dengan Jepang dan Sekutu
Meski kemerdekaan Indonesia telah diproklamasikan dan Komite
Nasional Indonesia serta struktur kabinet telah dibentuk, tetapi
proklamasi belum mencapai tujuannya yang tegas, karena tentara
Jepang yang telah kalah perang masih berkeliaran. Jepang tidak mau
menyerahkan kekuasaannya kepada Republik Indonesia dan lebih
memilih menunggu peralihan kekuasaan ke tangan tentara Sekutu
selaku pihak yang menang perang. Oleh sebab itu, Jepang tidak
menyerahkan kekuasaan dan persenjataannya kepada para pejuang
Indonesia. Sementara pemimpin negara masih memperhatikan sikap
para pembesar Jepang dan menunggu kedatangan Sekutu.
Atmosfer ketidakpastian itu bertahan selama beberapa minggu.
Kekosongan politik di periode ini biasanya dipandang sebagai urusan
dari pemerintahan yang terlibat—Jepang, Indonesia, Sekutu, Belanda.
Namun, bagi sebagian besar orang Indonesia hal ini berarti bahwa
mereka tiba-tiba tidak memiliki pemerintahan yang meyakinkan. Rezim
yang berkuasa telah runtuh, dan situasi politik mendadak terbuka lebar
sehingga segala sesuatunya menjadi mungkin.
143
Para pemuda pejuang menilai kondisi ini tidak bisa dibiaran.
Proklamasi harus diisi sebelum Sekutu datang. Karena itu, para pemuda
Keresidenan Jakarta menjalin kontak dengan pemuda-pemuda lain di
luar Jakarta, terutama sejumlah kabupaten dan kotamadya di Jawa
Barat. Mereka membentuk Angkatan Pemuda Indonesia (API) di Jakarta
pada 1 September 1945. Untuk menunjukkan kepada dunia
internasional dan rakyat bahwa bangsa Indonesia benar-benar telah
merdeka, para pemuda API menggagas rapar raksasa di Lapangan Ikada
158