Page 199 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 199

Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


                     Barisan  Pelopor,  dua  barisan  pemuda  Pekalongan  mengirimkan
                     perwakilan ke Jakarta. Sehari kemudian, mereka pulang membawa
                     teks proklamasi serta berbagai semboyan proklamasi yang tercetak
                     di kertas merang rapuh kekuning-kuningan. Di samping itu, mereka
                     pun  membawa  pesan  supaya  rakyat  di  Karesidenan  Pekalongan
                     berhati-hati  berurusan  dengan  Jepang.  Sebab,  Jepang  masih
                     bertanggungjawab  untuk  memelihara  keamanan  dan  ketertiban
                     untuk sementara waktu.
                            Di  hari  yang  sama  dengan  kepulangan  perwakilan-
                     perwakilan tersebut, kota Tegal dipenuhi dengan berbagai pamflet
                     dan  poster  bertuliskan  “Indonesia  Merdeka”  serta  “Jagalah
                     Kemerdekaanmu”.  Di  samping  itu,  tiga  sampai  empat  hari
                     berikutnya,  bendera  merah  putih  pun  dipasang  di  setiap  rumah,
                     tembok  pasar,  berbagai  tempat  yang  dikerumuni  banyak  orang,
                     serta  berbagai  jenis  alat  transportasi  di  sana;  dokar,  becak,  bis,
                                  22
                     serta gerobak.



                4.6. Semarang Syuu
                       Di  Semarang,  berita  proklamasi  pertama  kali  diterima  oleh
                Sugiarin, markonis Kantor Berita Domei Semarang. Kabar itu selanjutnya
                disampaikan  kepada  Syarief  Soelaiman  dan  M.S.  Mintardjo,  dan
                diteruskan  ke  Gedung  Djawa  Hookookai  tempat  rapat  persiapan
                kemerdekaan  tengah  digelar.  Kabar  itu  dibacakan  oleh  Mr.
                Wongsonegoro  sampai  dua  kali  dan  segera  disambut  dengan  tepuk
                tangan  dan  kegembiraan  meluap.  Rapat  dihentikan  dan  semua  orang
                yang  ada  di  gedung  itu  bersama-sama  berdiri,  menyanyikan  lagu
                Indonesia  Raya,  selanjutnya  berseru-seru,  “Hidup  Bung  Karno!  Hidup
                Bung Hatta! Hidup Indonesia!” .
                                               23

                       Berita  proklamasi  disebarluaskan  pula  oleh  Semarang  Hoso
                Kyoku  (siaran  radio  Semarang).  Penyebarluasan  berita  itu  mendahului
                siaran  sholat  Jumat.  Salah  seorang  pejabat  Jepang  yang  mendengar
                berita  itu  marah  dan  memerintahkan  supaya  siaran  sholat  Jumat
                diputus.  Pemutusan  tiba-tiba  itu  menimbulkan  tanda  tanya  para
                jamaah.  Namun  demikian,  kabar  tentang  proklamasi  kemerdekaan
                Indonesia itu telah diterima. Jamaah yang mendengarkan siaran itupun
                                                  24
                menyebarluaskan  berita proklamasi .


                                                                                 187
   194   195   196   197   198   199   200   201   202   203   204