Page 356 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 356
Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Sebagai tindakan pertama, tentara NICA menangkap orang-
orang Indonesia yang dituduh sebagai kolaborator pemerintahan
pendudukan Jepang, yaitu F. Runtuwene, I.H. Doko dari kantor
Minseibu dan A. Adoe dari Kepolisian. Rumah mereka digeledah
berungkali, karena dituduh menyimpan senjata dan barang-barang
Jepang. Tuduhan yang ditimpakan kepada tokoh nasionalis Timor ini
33
tidak terbukti, karena itu mereka dibebaskan. Di dalam pembelaannya,
I.H. Doko dan kawan-kawannya secara tegas menyatakan bahwa, (1)
dia berkolaborasi dengan pihak Jepang hanyalah taktik untuk
menyelamatkan rakyat dan raja-raja dari penindasan dan perampasan
harta; (2) menolak tuduhan pernah menerima bintang jasa dari Jepang
dan yang diperoleh hanya sebuah lencana emas tanda keanggotaan
Dewan Penasehat Perwakilan Sunda Kecil; dan (3) sebagai nasionalis,
kami telah berhasil secara terang-terangan atau secara gelap
membangun perasaan kebangsaan rakyat dan raja-raja di Timor.
34
Selanjutnya, terhadap propaganda Belanda NICA melalui media
surat kabar resmi pemerintah—yang berisi mendiskreditkan kaum
nasionalis—I.H. Doko dan kaum nasionalis lainnya di Timor merespons
dengan cara-cara damai. I.H. Doko dan kawan-kawannya
menghidupkan kembali Partai Perserikatan Kebangsaan Timor tahun
1937, namun dengan mengubah namanya menjadi Partai Demokrasi
Indonesia (PDI) pada Nopember 1945. Cabang-cabang partai PDI
dibentuk pula di daerah-daerah pulau lain, yaitu Rote, Sabu, Sumba,
Flores dan Sumbawa pada bulan Desember 1945. Azas partai yang
35
mengusung paham kebangsaan pendukung Republik berperan penting
selama perjuangan memertahankan kemerdekaan melalui cara-cara
damai dan demokratis parlementer.
Kerusuhan tidak terjadi di daerah Timor, yang telah diduduki
dan berada di bawah pengawasan NICA. Di Pulau Roti, Sawu dan Alor,
pemerintahan NICA dibentuk pada 1 Nopember 1945. Atas nasehat
komandan pasukan (Co-NICA) Timor, C.W. Schuller, untuk memperkuat
pengaruh Belanda, maka para misionaris Katolik yang ditahan di
Makasar segera dibebaskan dan dipulangkan ke pulau-pulau Timor,
Adonara, Solor dan Lomblen. Selanjutnya dilaksanakan pengambilalihan
daerah pulau Flores dari tangan Jepang. Para misionaris Katolik di pulau
ini harus meneruskan kerja misinya. Rekolonialisasi atas daerah pulau
Sumba terjadi pada 4 Nopember 1945. Pemerintah NICA segera
dibentuk di Waingapu, dan dilengkapi dengan senjata dan
344