Page 351 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 351

Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


                mengeluarkan  maklumat  pada  tanggal  22  Nopember  1945,  yang
                berbunyi sebagai berikut:


                         ―Kami sultan kerajaan Bima menyatakan dengan sepenuhnya:
                         (1)  berdiri  di  belakang  pemerintah  RI  dan  sebagai  daerah
                         negara  RI;  (2)  kekuasaan-kekuasaan  yang  sampai  ini  tidak  di
                         tangan kami maka dengan sendirinya kembali ke tangan kami;
                         (3)  pemerintahan  kerajaan  Bima  bersifat  langsung  dengan
                         pusat negara RI; (4) kami memerintahkan dan percaya kepada
                         sekalian  penduduk  dalam  seluruh  kerajaan  Bima,  sesuai
                         dengan sabda kami yang ternyata di atas.‖

                        Bersamaan dengan perkembangan di atas, sejumlah organisasi
                pemuda  juga  berdiri,  yaitu  Barisan  Buruh  Indonesia  (BBI),  Angkatan
                Pemuda Indonesia (API), Badan Keamanan Rakyat (BKR). Pembentukan
                organisasi-organisasi  pemuda  ini  mendapat  sambutan  besar.  Rapat
                umum  yang  diselenggarakan  selalau  dihadiri  lebih  dari  400  orang
                disertai pemakaian lencana kertas merah putih dan salam ―Merdeka‖ .
                                                                                   15
                        Terkait  dengan  respon  elit  tadisional,  perlu  dtegaskan  bahwa
                hanya  sebagian  kecil  raja-raja  di  Sunda  Kecil  yang  bisa  segera
                menyatakan dukungan terhadap proklamasi dan bersikap pro Republik.
                Sebagian  besar  tidak  demikian.  Ha  ini  terjadi  pada  raja-raja  dari  16
                swapraja  di  Sumba.  Belum  sempat  menyatakan  dukungan,  tentara
                Sekutu  sudah  terlebih  dahulu  mendarat  di  daerah  pulau  itu  pada  27
                Agustus  1945.  Akibatnya,  ketika  berita  proklamasi  sampai  di  Sumba
                pada  awal  tahun  1946,  dan  kalangan  tertentu  merespon  dengan
                mengibarkan  sang  merah  putih,  beberapa  orang  tokoh  pro  Republik
                ditangkap dan diangkut ke Jawa.
                                               16
                        Lain  lagi  halnya  dengan  raja-raja  dari  20  swapraja  di  Timor.
                Bersama-sama  dengan  rakyatnya,  mereka  memberikan  dukungan
                kepada  proklamasi  kemerdekaan  dan  pro  Republik  melalui  susunan
                organisasi  nasional,  Partai  Demokrasi  Indonesia.  Bahkan,  beberapa
                diantaranya ada yang menjadi pengurus partai, seperti H.A. Koroh, raja
                Republikan  dari  swapraja  Amarasi.  Dan  bersama-sama  anggota
                pengurus partai lainnya, dia sangat aktif mempertahankan kemerdekaan
                dalam  perjuangan  di  Timor.  Hanya  saja,  untuk  alasan  keamanan,
                mereka  memilih  bekerjasama  dengan  NICA.  Dan  sikap  demikian  bisa
                dimaklumi, karena Timor sudah lebih dahulu diduduki tentara Sekutu,



                                                                                 339
   346   347   348   349   350   351   352   353   354   355   356