Page 348 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 348
Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Gianyar belum ada merah putih yang dikibarkan. Ketika
ditanya, raja menyatakan belum bisa memberikan perintah
mengibarkan bendera merah putih selama dia tidak menerima
instruksi dari atasannya baik Minseibu Cookan maupun
Gubernur Pudja. Namun raja mengaku bahwa dia bangga
terhadap perubahan-perubahan di Denpasar. Di Klungkung
keadaannya sama dengan di Gianyar. Di Padangbai, banyak
pemuda memakai lencana kain merah putih dan seorang
Jepang menyatakan ingin memakainya.
Pada tanggal 6 Oktober 1945 saya tiba di Mataram (Lombok)
menginap di rumah R. M. Nuraksa, kepala pemerintahan di
pulau Lombok, belum ada bendera merah putih yang
dikibarkan. Namun rapat umum yang diadakan dihadiri oleh
400 orang termasuk dua orang Jepang. Banyak diantaranya
yang memakai lencana kain merah putih dan melantunkan
salam ―Merdeka‖. Bahkan seorang warga Jepang, S. Kamy
menyerahkan dana seribu gulden untuk mendukung
6
kemerdekaan.‖
Kedatangan propagandis Sukardani diikuti oleh kehadiran
serombongan pemimpin bangsa Indonesia dan Tionghoa dari
Banyuwangi dan Besuki dan berada di Bali selama lima hari, 6 – 11
Oktober 1945. Mereka mengunjungi Bali untuk memberikan
penerangan tentang proklamasi kemerdekaan Indonesia. Ketika
rombongan datang di rumah kediaman Minseibu Cookan di Singaraja,
bendera Hinomaru masih terlihat berkibar di sana. Melihat kenyataan
itu, maka diadakan perundingan antara raja Buleleng dan anggota KND
Sunda Kecil. Hasilnya adalah, atas desakan pemimpin-pemimpin dari
Jawa yang didukung oleh rakyat dan pemuda di Singaraja, maka raja
Buleleng mengambil tindakan keras dalam tuntutannya kepada
Minseibu Cookan. Pada tanggal 10 Oktober 1945, seluruh kekuasaan
pemerintahan Jepang di Bali dapat dipindahkan ke tangan bangsa
7
Indonesia. Sejak itu pula, di seluruh Bali berkibar ―Sang Merah Putih‖.
Berbeda dengan di Bali, penyerahan kekuasaan di Kupang,
Timor berlangsung damai pada akhir Agustus 1945. Kepala
pemerintahan Jepang (Ken Kanrikan) di Kupang memutuskan untuk
menyerahkan kekuasaan atas kota Kupang kepada tiga orang yaitu Dr.
336