Page 349 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 349
Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
A. Gabeler sebagai Wali Kota, Tom Pello dan I. H. Doko, sampai
8
datangnya tentara Sekutu, Australia.
6.3. Respons Pemuda dan Elit Tradisional
Kita mulai dengan kaum pemud. Dalam suasana sebagaimana
djelaskan di atas, para pemuda sebagai kaum elite di masyarakat
mengorganisasikan diri dalam berbagai institusi sosial-politik, ikatan
pelajar dan kelaskaran. Terdapat tiga tipe otoritas yang secara struktural
memengaruhi hubungan politik di Sunda Kecil sejak Agustus hingga
akhir 1945, dan khusus di Bali hingga Maret 1946. Ketiga tipe otoritas
terssebut, mengutip G. Robinson, adalah: (1) otoritas eksternal yang
berpusat di Jawa, yakni kekuasaan Sekutu, Jepang dan kemudian
pemerintah RI yan baru lahir; (2) otoritas daerah propinsi yang berpusat
di Bali; dan (3) otoritas raja-raja swapraja yang tersebar di seluruh
daerah kepulauan. 9 Di tengah kondisi di mana otoritas negara masih
lemah, ditambah ‖ganguan‖ baru dari sekutu, maka celah kekuasaan
bagi para elit baru tercipta, yaitu kaum Republikan dan nasionalis
generasi tua di KND serta organisasi pemuda nasionalis militan.
Di kota Denpasar, lahir sebuah organisasi pemuda yang diberi
nama Angkatan Muda Indonesia (AMI) pada tanggal 31 Agustus 1945.
Setelah lawatan Made Widjakusuma ke Jawa pada akhir September
1945, dia mendirikan organisasi pemuda yang diberi nama Pemuda
Republik Indonesia (PRI). AMI kemudian melebur diri ke dalam PRI pada
31 Nopember 1945 yang dipimpin oleh Made Widjakusuma.
10
Pada waktu bersamaan, di kota Singaraja lahir pula AMI
dibawah pimpinan Tjokorda Sudarsana. Ketika Pimpinan dipegang oleh
Gede Puger, AMI Singaraja diubah namanya menjadi Pemuda Sosialis
Indonesia (Pesindo). PRI dan Pesindo mempunyai tujuan yang sama,
yaitu untuk mendukung proklamasi kemerdekaan Indonesia. Kedua
organisasi pemuda ini dengan cepat menyebar ke Gianyar, Tabanan dan
11
Jembrana. Tidak hanya itu, organasi ini, khuususnya Pesindo, telah
mendapat banyak simpatisan dan pengikut di berbagai daerah di luar
Jawa. Ketika kongres Pesindo diadakan di Yogyakarta pada 11
Nopember 1945, hadir utusan-utusan dari semua keresidenan di Jawa
dan Madura serta wakil-wakil dari Sumatra, Borneo dan kepulauan
Sunda Kecil.
337