Page 18 - MODUL MAKANAN DAN MINUMAN HALAL-HARAM
P. 18

Hewan  ternak  yang  disembelih  tanpa  membaca  basmalah  haram  dimakan
                     dagingnya, kecuali jika lupa. Allah swt. berfirman:
                                                                                             ِ
                                                                               ِ
                                                                     ِ ِ ِ
                                                                 ُّقسفَ لُّهَّنإوُّهيَ لعُّللّاُّمساُِّ ركْ ذيَُّ لَُّاَّمُِّاوح لكْتَُّلاو َ
                                                                                              ْ ح َ َ
                                                                                       َ
                                                                                         ح ْ
                                                                  ٌ ْ ح َ ْ َ   ح ْ
                           Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah
                           ketika  menyembelihnya.  Sesungguhnya  perbuatan  yang  semacam  itu  adalah
                           suatu kefasikan. (QS al-An’am/6: 121).
                           Binatang yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah berarti binatang
                     tersebut disembelih bukan karena Allah, misalnya atas nama berhala kaum penyembah
                     berhala (watsaniyyin) dahulu apabila hendak menyembelih binatang, mereka sebut
                     nama-nama berhala mereka seperti Laata dan Uzza. Ini berarti suatu taqarrub kepada
                     selain Allah dan menyembah kepada selain Allah yang Maha Besar. Menurut Yusuf
                     Qardhawi, sebab (illah) diharamkannya binatang yang disembelih bukan karena Allah
                     di sini ialah semata-mata illah agama, dengan tujuan untuk melindungi aqidah tauhid,
                     kemurnian akidah, dan memberantas kemusyrikan dengan segala macam manifestasi
                     berhalanya dalam seluruh lapangan.
                           Allah yang menjadikan manusia, yang menyerahkan semua di bumi ini kepada
                     manusia dan yang menjinakkan binatang untuk manusia, telah memberikan perkenan
                     kepada  manusia  untuk  mengalirkan  darah  binatang  tersebut  guna  memenuhi
                     kepentingan  manusia  dengan  menyebut  nama-Nya  ketika  menyembelih.  Dengan
                     demikian, menyebut nama Allah ketika itu berarti suatu pengakuan bahwa Dialah yang
                     menjadikan  binatang  yang  hidup  ini,  dan  kini  telah  memberi  perkenan  untuk
                     menyembelihnya. Oleh karena itu, menyebut selain nama Allah ketika menyembelih
                     berarti meniadakan perkenan ini dan dia berhak menerima larangan memakan binatang
                     yang disembelih itu.
                     d. Jallalah
                           Jallalah  yaitu  binatang yang  sebagian  besar  makanannya  adalah  benda  najis
                     seperti feses (kotoran manusia atau hewan lain), baik berupa onta, sapi, dan kambing
                     maupun  yang  berupa  burung,  seperti:  garuda,  angsa  (yang  memakan  feses),  ayam
                     (pemakan feses), dan selainnya. Nabi saw. bersabda:
                                       ِ
                                            ِ
                                                                             ِ
                                     ُّ.انهابْلَأوُّةَ لَّ لاْ لْاُّ ِ لْ كَأُّنع  ُّ- ُّ ُّ  ملسوُّهيلعُّاللهُّىلص - ُّ َّ للّاُّ ح لوسرُّىَ نهُّ َ لاقُّرمعُِّ نباُِّ نع
                                       َ  َ َ  َ      ْ َ                         ح َ  َ   َ  ََ ح ْ َ
                           Rasulullah saw. melarang makan jallalah dan minum susunya. (HR. Abu Daud)
                           Apabila jallalah tersebut dikurung minimal tiga hari dan diberi makanan yang
                     bersih atau suci, maka ia menjadi halal dimakan. Hal ini sesuai yang dicontohkan oleh
                     Abdullah bin Umar bahwa ia pernah mengurung ayam yang suka makan feses (kotoran
                     atau najis) selama tiga hari. Di riwayat Imam Ahmad binatang jallalah beruapa ayam
                     dikurung tiga hari, kambing tujuh hari, sementara sapi, unta, dan sejenisnya dikurung
                     empat puluh hari.
                     e.  Makanan  haram  yang  diperoleh  dari  usaha  dengan  cara  zalim,  seperti  mencuri,
                        korupsi, menipu, merampok, hasil judi, undian harapan, taruhan, menang togel dan
                        sebagainya.









                                                                                                     10
   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23