Page 164 - METEOROLOGI-KLIMATOLOGI VOLUME 1 KARAKTERISTIK DAN SIRKULASI ATMOSFE
P. 164

insolasi sangat kuat dan malamnya pendek. Dalam keadaan demikian
              angin anabatik (anabatic winds) dapat kontinyu sepanjang malam jika
              terjadi pada skala luas. Ini terjadi misalnya pada kaki bukit (foothills)
              gunung  Himalaya.  Untuk  daerah  Tanah  tinggi  Papua  New  Guinea
              dimana  gunung  besar  mengelilingi  cekungan  terbuka  (open  basin),
              arus anabatik mantap pada sore hari mempunyai kecepatan 12 — 13
              m/s. Angin anabatik biasanya memperkuat monsun atau angin pasat
              pada lereng di atas angin (windward side) gunung. Angin ini dapat
              memberi kontribusi pada curah hujan orografik, dan daerah ini sering
              memperlihatkan curah hujan maksimum pada sore hari (afternoon).
              Tetapi pada lereng di bawah angin (leewards slopes) angin anabatik
              biasanya ditindas oleh angin sirkulasi umum (atau monsun).




















              Gambar 5.13.  Pola dasar angin lembah dan gunung : (a) angin lembah atau arus
                          anabatik, siang hari dan (b) angin gunung atau arus katabatik malam
                          hari. Gans-garis horizontal menunjukkan permukaan isobar*.

                       Angin katabatik biasanya lebih lemah dari pada angin anabatik
              karena  beda  termal  biasanya  lebih  kecil  dan  gesekan  mengurangi
              kecepatan angin dekat permukaan bumi. Tetapi angin katabatik dapat
              menjadi kuat keadaan ini terjadi untuk gunung tropis yang tinggi, karena
              efek elevasi maka pendinginan malam hari dapat sangat cepat di bawah
              keadaan langit cerah. Dalam keadaan ini, arus katabatik dapat sangat
              kuat, kecepatannya melebihi 15 m/s pada Gunung Wihelm di Papua
              New  Guinea.  Efek  utama  yang  tampak  dari  angin  katabatik  adalah

              146                                               Meteorologi Indonesia Volume 1
   159   160   161   162   163   164   165   166   167   168   169