Page 14 - NASKAH KONSUL-30-6-2020_FINAL_Pdf
P. 14
1.4 Faktor Risiko dan Faktor Penyebab Ketidaksuburan
Faktor risiko merupakan faktor-faktor yang ada sebelum terjadinya penyakit. Dengan
kata lain, faktor risiko adalah faktor-faktor atau hal-hal yang tidak berhubungan langsung
dengan penyakit tetapi menjadi penghantar atau pemicu untuk memudahkan terjadinya suatu
penyakit. Sedangkan, faktor penyebab adalah hal-hal yang berhubungan langsung dengan
penyakit. Dengan kata lain, faktor penyebab merupakan hal-hal yang menyebabkan
terjadinya suatu penyakit.
Memahami faktor-faktor risiko pencetus infertilitas sangat penting bagi pasutri. Karena
dengan memahaminya diharapkan agar berusaha untuk menghindari atau menghilangkan
hal-hal yang turut berkontribusi dalam proses terjadinya infertilitas tersebut sehingga dapat
meningkatkan keberhasilan program bayi tabung yang dijalani. Faktor resiko infertilitas
10
diantaranya, yaitu: gaya hidup dan pekerjaan .
a) Gaya Hidup Pencetus Infertilitas
Gaya hidup tidak sehat yang turut memberikan andil dalam proses terjadinya infertilitas
yaitu:
o Konsumsi alkohol. Konsumsi alkohol dapat berdampak buruk terhadap fungsi sel leydig.
Fungsi utama sel ini adalah untuk menghasilkan hormon testosteron yang berperan penting
dalam proses pembentukan sperma dan mempengaruhi karakteristik seks sekunder laki-
laki. Konsumsi 2 gelas alkohol/hari sudah memberi efek negatif kesuburan.
o Merokok. Kebiasaan merokok dapat menurunkan tingkat fertilitas (kesuburan). Di dalam
rokok terdapat banyak zat berbahaya yang dapat merusak sel telur (menyebabkan kerusakan
oksidatif) dan sperma (merusak bentuk dan mempengaruhi kualitas semen). Zat kimia pada
rokok juga dapat merusak embrio (bakal janin), sehingga menyebabkan terjadinya
keguguran. Konsumsi 5 batang rokok/hari sudah berdampak negatif terhadap kesuburan.
o Konsumsi kopi(kafein). Konsumsi 2 gelas kopi/hari sudah berpengaruh buruk terhadap
kesuburan.
o Berat badan. Berat badan erat kaitannya dengan kadar lemak dalam tubuh. Kelebihan kadar
lemak dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon reproduksi.
[9]