Page 59 - NASKAH KONSUL-30-6-2020_FINAL_Pdf
P. 59
7) Progesteron
Pemberian terapi progesteron dilakukan untuk menyokong fase luteal setelah transfer embrio sehingga
membantu kehamilan serta mencegah keguguran pada ibu hamil.
Kegunaan: untuk mencegah defek fase luteal.
Sedian obat hormonal progesteron dapat berupa: oral, injeksi, vagina dan rektal.
Dosis progesteron untuk menguatkan rahim pada fase luteal
Via vagina: Progesteron gel aplikator: 90 mg 1-2 kali/hari dan progesteron berbentuk
suppositoria(pelor) 200-400mg melalui vaginal atau rektal 2 kali sehari.
Via rektal: progesteron berbentuk suppositoria(pelor) 200-400mg melalui vaginal atau rektal 2 kali
sehari.
Via Oral: Progesteron alamiah 100-200mg, 3Xsehari atau progesteron sintetik 10mg, 3Xsehari selama
14 hari.
Via suntikan intra muskuler.
Dosis yang tepat sesuai dengan anjuran dokter berdasarkan kebutuhan.
Aturan pakai:
Obat ini hanya untuk penggunaan vaginal maupun rektal.
Perhatikan cara penggunaan yang tertera pada kemasan obat ini dan bila perlu gunakan alat suppositoria
untuk mempermudah memasukkannya ke dalam area kewanitaan.
Jika menggunakan tangan, cuci bersihkan dahulu tangan Anda dan masukkan suppositoria ke dalam
vagina dan tekan hingga kurang lebih 3-4 cm ke dalam.
Obat ini sangat mudah lumer, hindari terkena panas dan segera gunakan setelah di buka dari kemasan
pelindungnya.
Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan sebelum mulai
menggunakannya.
Gunakanlah antara satu dosis dengan dosis lainnya pada jarak jam yang sama, misalkan dua kali sehari
berarti per 12 jam, tiga kali sehari berarti per 8 jam. Oleh sebab itu, untuk memudahkan usahakan untuk
mengonsumsinya pada jam yang sama setiap hari.
[54]