Page 45 - MODUL AJAR PENDIDIKAN BERBASIS TEKNOLOGI DAN KOMUNIKASI
P. 45
3. Digitalisasi Kebudayaan melalui pemanfaatan TIK
Tujuan Pembelajaran:
1. Mahasiswa dapat memahami multikulturalisme, Kebhinnekaan dan Ruang
debat yang sehat
2. Mahasiswa dapat mengetahui cara memproduksi konten budaya dalam
kehidupan sehari-hari
A. Multikulturalisme, Kebhinekaan dan Ruang debat yang sehat
Perubahan media komunikasi yang digunakan oleh masyarakat Indonesia, tidak
terlepas dengan perubahan teknologi komunikasi yang ada. Ketika media komunikasi
beranjak cepat menuju digital, maka praktek budaya mau tak mau mengalami
perubahan. Sesungguhnya, media massa dan budaya tidak terpisahkan. Satu sama
lain saling mempengaruhi. Masyarakat Indonesia yang majemuk merupakan
gambaran sempurna tentang budaya yang beragam. Inilah yang disebut sebagai
multikulturalisme. Bhinneka Tunggal Ika (berbeda-beda namun tetap satu jua)
merupakan sebuah gagasan sekaligus realita dasar masyarakat Indonesia dalam
berbangsa. Sehingga, sangat penting untuk mengenali aspek multikulturalisme dan
kebhinekaan, menghormati perbedaan dan keragaman, yang berkonsekuensi pada
penciptaan ruang debat yang sehat di ruang digital bersama. Ruang publik yang sehat
adalah ruang publik yang menekankan adanya kebebasan berpendapat sekaligus
tetap dalam koridor berpikir kritis (Habermas, 1991). Agar ruang digital dapat
mempertahankan keragaman budaya Indonesia yang menghormati perbedaan dan
menciptakan ruang debat yang sehat maka kita akan mempelajari proses memahami,
produksi, distribusi, partisipasi, dan kolaborasi ruang digital dalam isu keberagaman
budaya. Proses literasi digital pada bidang budaya disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4. Kompetensi Digital literasi dalam Isu Budaya
Jenis
Kompetensi Pemahaman Kompetensi
Literasi
Memahami Memahami adalah kompetensi individu untuk memahami makna
Budaya di dari konten budaya yang ada di media digital pada tingkat literal.
Ruang Digital Contohnya kemampuan untuk menangkap pesan orang lain, juga
DIGITAL CULTURE 37