Page 18 - rangkuman
P. 18
sekolah
Terbentuk sistem dalam upaya peningkatan berkelanjutan:
Data implementasi dan artefak dikumpulkan dan digunakan untuk
memantau progress menuju tujuan dan terusmeningkatkan semua
system, praktik baik, dan kebijakan terkait PSE dengan fokus pada
kesetaraan
Tabel di atas menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran sosial dan emosional
bukan hanya mencakup ruang lingkup kelas dan sekolah, namun juga melibatkan
keluarga dan komunitas. Hal ini sejalan dengan prinsip pendidikan Tri Sentra (Tiga
Pusat Pendidikan) salah satu gagasan Ki Hajar Dewantara yang menerangkan bahwa
pendidikan harus berlangsung di tiga lingkungan yaitu, keluarga, sekolah, dan
masyarakat. Dengan kolaborasi dan gotong royong, keluarga, sekolah, dan
komunitas bersama-sama mewujudkan pendidikan yang berkualitas untuk
meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan psikologis murid-murid kita.
Dalam modul 2.2 ini, kita secara khusus membahas 4 indikator pembelajaran sosial
dan emosional yang berkaitan dengan kelas dan sekolah, yaitu:
1. Pengajaran eksplisit
2. Integrasi dalam praktek mengajar guru dan kurikulum akademik
3. Penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah
4. Penguatan KSE pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) di sekolah
Selanjutnya kita akan membahas tiap indikator dan contoh penerapannya.
D.1. Pengajaran Eksplisit
Implementasi PSE dengan pengajaran eksplisit memastikan murid memiliki
kesempatan yang konsisten untuk menumbuhkan, melatih, dan berefleksi
tentang kompetensi sosial dan emosional dengan cara yang sesuai dan terbuka