Page 40 - Microsoft Word - Lestari_Modul Ajar MK_Tanpa Kunci Jawaban
P. 40
40
Melalui pendekatan sains ini kemudian dihasilkan sains pendidikan
atau ilmu, dengan berbagai cabangnya, seperti: (1) sosiologi pendidikan;
suatu cabang ilmu pendidikan sebagai aplikasi dari sosiologi dalam
pendidikan untuk mengkaji faktor-faktor sosial dalam pendidikan; (2)
psikologi pendidikan; suatu cabang ilmu pendidikan sebagai aplikasi dari
psikologi untuk mengkaji perilaku dan perkembangan individu dalam belajar;
(3) administrasi atau manajemen pendidikan; suatu cabang ilmu pendidikan
sebagai aplikasi dari ilmu manajemen untuk mengkaji tentang upaya
memanfaatkan berbagai sumber daya agar tujuan-tujuan pendidikan dapat
tercapai secara efektif dan efisien; (4) teknologi pendidikan; suatu cabang
ilmu pendidikan sebagai aplikasi dari sains dan teknologi untuk mengkaji
aspek metodologi dan teknik belajar yang efektif dan efisien; (5) evaluasi
pendidikan; suatu cabang ilmu pendidikan sebagai aplikasi dari psikologi
pendidikan dan statistika untuk menentukan tingkat keberhasilan belajar
siswa; (6) bimbingan dan konseling, suatu cabang ilmu pendidikan sebagai
aplikasi dari beberapa disiplin ilmu, seperti: sosiologi, teknologi dan terutama
psikologi. Tentunya masih banyak cabang ilmu pendidikan lainnya yang terus
semakin berkembang yang dihasilkan melalui berbagai kajian ilmiah.
2. Pendekatan filosofi
Pendekatan filosofi yaitu suatu pendekatan untuk menelaah dan
memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan menggunakan metode
filsafat. Pendidikan membutuhkan filsafat karena masalah pendidikan tidak
hanya menyangkut pelaksanaan pendidikan semata, yang hanya terbatas
pada pengalaman. Dalam pendidikan akan muncul masalah-masalah yang
lebih luas, kompleks dan lebih mendalam, yang tidak terbatas oleh
pengalaman indrawi maupun fakta-fakta faktual, yang tidak mungkin dapat
dijangkau oleh sains. Masalah-masalah tersebut diantaranya adalah tujuan
pendidikan yang bersumber dari tujuan hidup manusia dan nilai sebagai
pandangan hidup. Nilai dan tujuan hidup memang merupakan fakta, namun
pembahasannya tidak bisa dengan menggunakan cara-cara yang dilakukan
oleh sains, melainkan diperlukan suatu perenungan yang lebih mendalam.