Page 41 - Microsoft Word - Lestari_Modul Ajar MK_Tanpa Kunci Jawaban
P. 41
41
Cara kerja pendekatan filsafat dalam pendidikan dilakukan melalui
metode berfikir yang radikal, sistematis dan menyeluruh tentang pendidikan,
yang dapat dikelompokkan ke dalam tiga model: (1) model filsafat spekulatif;
(2) model filsafat preskriptif; dan (3) model filsafat analitik.
Filsafat spekulatif adalah cara berfikir sistematis tentang segala yang
ada, merenungkan secara rasional-spekulatif seluruh persoalan manusia
dengan segala yang ada di jagat raya ini dengan asumsi manusia memiliki
kekuatan intelektual yang sangat tinggi dan berusaha mencari dan
menemukan hubungan dalam keseluruhan alam berfikir dan keseluruhan
pengalaman Filsafat preskriptif berusaha untuk menghasilkan suatu
ukuranpenilaian tentang nilai, penilaian tentang perbuatan manusia,
penilaian tentang seni, menguji apa yang disebut baik dan jahat, benar dan
salah, bagus dan jelek. Nilai suatu benda pada dasarnya inheren dalam
dirinya, atau hanya merupakan gambaran dari pikiran kita. Dalam konteks
pendidikan, filsafat preskriptif memberi resep tentang perbuatan atau
perilaku manusia yang bermanfaat. Filsafat analitik memusatkan
pemikirannya pada kata, istilah, dan pengertian-pengertian dalam bahasa,
menguji suatu ide atau gagasan untuk menjernihkan dan menjelaskan istilah
yang dipergunakan secara hati dan cenderung untuk tidak membangun
suatu mazhab dalam sistem berpikir (Uyoh Sadulloh, 1994).
Terdapat beberapa aliran dalam filsafat, diantaranya: idealisme,
materialisme, realisme dan pragmatisme (Ismaun, 2001). Filsafat pendidikan
akan berusaha memahami pendidikan dalam keseluruhan, menafsirkannya
dengan konsep-konsep umum, yang akan membimbing kita dalam
merumuskan tujuan dan kebijakan pendidikan. Dari kajian tentang filsafat
pendidikan selanjutnya dihasilkan berbagai teori pendidikan, diantaranya: (1)
perenialisme; (2) esensialisme; (3) progresivisme; dan (4) rekonstruktivisme.
Perenialisme lebih menekankan pada keabadian, keidealan, kebenaran
dan keindahan dari pada warisan budaya dan dampak sosial tertentu.
Pengetahuan dianggap lebih penting dan kurang memperhatikan kegiatan
sehari-hari. Pendidikan yang menganut paham ini menekankan pada
kebenaran absolut, kebenaran universal yang tidak terikat pada tempat dan
waktu. Aliran ini lebih berorientasi ke masa lalu.