Page 46 - Microsoft Word - Lestari_Modul Ajar MK_Tanpa Kunci Jawaban
P. 46
46
umum. Karenanya, diskusi dan kajian mengenal dasar filsafat pendidikan
nyaris selalu berangkat dari pemikiran filsafat umum. Filsafat pendidikan
secara esensial menggunakan cara kerja dan hasil-hasil pemikiran filsafat
umum, khususnya berkaitan dengan hakikat manusia, pendidikan, realitas,
pengetahuan, dan nilai, Berikut ini disajikan beberapa pemikiran filosofis
yang menjadi dasar pengembangan teori dan praktik kependidikan.
B. Idealisme
Filsafat idealisme dalam konteks pendidikan memandang bahwa
realitas akhir adalah roh, bukan materi atau fisik. Pengetahuan yang didapat
atas dasar penginderaan pancaindera selalu tidak pasti dan tidak lengkap.
Aliran ini memandang nilai itu bersifat permanen, tidak berubah. Nilai-nilai
yang berkaitan dengan baik, benar, salah, cantik, indah, dan sebagainya
selalu tidak berubah sepanjang sejarah peradaban umat manusia.
Filsafat idealisme memandang kesadaran dan isi kesadaran itu adalah
kebenaran sejati. Kebenaran itu sendiri merupakan entitas mental, bukan
fisikal. Sosok fisik yang dilabeli dengan kata indah, cantik, dan sebagainya
amatlah nisbi, karena tafsir atasnya bersifat beragam. Sebaliknya, tafsir
mental atas indah, cantik, dan sebagainya bersifat tetap. Filsafat idealisme
percaya pada kebijaksanaan abstrak dan terkait langsung dengan pandangan
atas realitas dunia itu ada dalam pikiran seseorang. Filsafat idealisme
percaya bahwa kebenaran itu merupakan konsistensi ide-ide dan kebaikan
yang ideal yang terus berusaha dicapai.
Memang, kondisi ideal itu sesungguhnya sebuah abstraksi yang tidak
pernah akan mencapai titik final. Tujuan belajar, sangat mungkin
dimaksudkan untuk memahami sesuatu, tetapi belajar itu sendiri tanpa
pernah sampai ke ujung jalan, kecuali kematian tiba. Praktisnya, sekolah
senantiasa berusaha mempertajam pikiran & proses intelektual siswa.
Idealisme adalah, untuk sebagian besar, sebuah pandangan yang
berbeda dan sudut pandang materi ilmiah yang menegaskan pentingnya
persepsi internal individu. Permasalahannya, berpikir itu sendiri tidak dapat
diukur. Bagi banyak orang, termasuk siswa, berpikir adalah segalanya.