Page 58 - Buku Diklat Hutan Loa Haur
P. 58

sampai  pada  tingkat tapak.  Akibatnya,  tugas dan  fungsi  pengelolaan
             hutan sebagaimana diamanatkan peraturan perundangan, belum
             sepenuhnya terpenuhi. Ini terjadi karena posisi pengelola hutan diklat
             ditempatkan sebagai salah satu bidang dibawah Pengelola Sarana dan
             Prasarana.


                Dalam merumuskan bentuk dan kedudukan organisasi pengelola
             Hutan Diklat Loa Haur digunakan dasar peraturan perundang-undangan
             yang berlaku, yaitu Peraturan Menteri LKH tentang Organisasi dan
             Tata Kerja Balai Pendidikan dan Pelatihan Lingkungan Hidup dan
             Kehutanan, serta Peraturan Manteri LHK tentang Perencanaan
             Kehutanan, Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan dan Perubahan
             Fungsi Kawasan Hutan, serta Penggunaan Kawasan Hutan.

                Dalam kedua peraturan tersebut, tugas pengelola Diklat Kehutanan
             dapat dikelompokkan dalam dua fungsi, yaitu administrasi dan opera-
             sional lapangan. Fungsi administrasi yang dijalankan Seksi Sarana dan
             Evaluasi Diklat, meliputi (1) perencanaan, pemantauan dan pelaporan,
             dan (2) pelayanan data, informasi dan kerjasama.

                Sementara itu, fungsi operasional lapangan meliputi antara lain, (1)
             pengelolaan sarana dan prasarana dan tata usaha rumah tangga, (2)
             pengelolaan demplot percobaan, (3) pengelolaan sumber daya hutan, (4)
             pembinaan lingkungan dan masyarakat, dan (5) pemanfaatan kawasan
             dan pelayanan pengunjung.

                Fungsi  operasional  lapangan  sangat  penting  dibentuk  untuk  men-
             jaga keutuhan kawasan dan memastikan berjalannya fungsi-fungsi
             ekosistem hutan. Adanya unit pelaksana pengelola di tingkat tapak yang
             melakukan pengelolaan  secara rutin akan mencegah terjadinya  open
             access pemanfaatan sumber daya hutan. Untuk itu, tenaga penyuluh
             dan widyaiswara dapat dimobilisasi untuk fungsi ini, sekaligus untuk
             menghilangkan kesenjangan  antara  fungsi  pengelolaan  pada  level
             administrasi dan fungsi pengelolaan pada level tapak.

                Peraturan Kepala Badan P2SDM No. P.8/2018 menyatakan pe  nge  -
             lolaan hutan diklat adalah sistem pengelolaan hutan lestari, komprehen-
             sif, mandiri, dan terpadu yang melibatkan berbagai disiplin keilmuan
             untuk tujuan pendidikan dan pelatihan kehutanan. Untuk itu, diperlu-
             kan unit pengelola penunjang agar dapat membantu pengelolaan secara
             teknis, sampai pada tingkat tapak.



           48                           MENGELOLA HUTAN DIKLAT                                                               DUA DEKADE HUTAN DIKLAT LOA HAUR, KALIMANTAN TIMUR      49
   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63