Page 59 - Buku Diklat Hutan Loa Haur
P. 59

Permen LHK juga menyebut bahwa Kepala Badan P2SDM dapat
             me netapkan Penanggung jawab KHDTK yang merupakan jabatan
             non-struktural untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan hutan
             diklat. Penanggung jawab hutan diklat ini berupa kelompok kerja
             (Pokja) Pengelolaan Hutan Diklat yang berasal dari Kelompok Jabatan
             Fungsional tertentu dan staf Seksi yang menangani hutan diklat.

                Pokja Pengelolaan hutan diklat dipimpin oleh Koordinator Kelompok
             Kerja yang berasal dari fungsional tertentu, dan Wakil Koordinator
             Kelompok Kerja yang berasal dari staf senior seksi yang menangani
             hutan diklat. Kelompok Kerja bertanggung jawab langsung kepada
             Kepala Balai dalam hal pelaksanaan teknis pengelolaan hutan diklat.

                Pelaksanaan pengelolaan hutan diklat di lapangan tetap menjadi
             tanggung jawab dari Seksi Sarana dan  Evaluasi Diklat. Kepala Seksi
             ini akan berkoordinasi dengan Pokja Bidang Pengelolaan dalam
             melaksanakan tugas rutin pengelolaan. Kewenangan ruang lingkup
             Pokja terhadap pengelolaan sifatnya internal, sedangkan yang eksternal
             tetap dilakukan oleh Pejabat Struktural.

                Penerapan struktur organisasi kelompok kerja pengelolaan hutan diklat
             saat ini belum bisa berjalan sepenuhnya karena belum banyak kegiatan yang
             perlu dikoordinasikan melalui Pokja. Namun, struktur ini dapat dipertim-
             bangkan untuk melibatkan widyaiswara sehingga mereka dapat dijadikan
             penanggungjawab teknis pada kegiatan pengelolaan hutan diklat.

                Selain penangungjawab teknis, ada penanggungjawab administrasi
             yang diampu staf Seksi Sarana dan Evaluasi Diklat yang berstatus
             PNS. Petugas ini menyiapkan berbagai dukungan kegiatan mulai dari
             persiapan hingga membuat laporan.

                Jika mekanisme kerja ini terus dikembangkan, diharapkan akan ter-
             bentuk suatu budaya, tanggung jawab dan semangat. Semua pihak bisa
             ikut menyukseskan setiap kegiatan. Bagi widyaiswara, keterlibatan pada
             kegiatan hutan diklat dapat menjadi media pelatihan yang digunakan pada
             saatnya. Selain itu, juga dapat dijadikan media peningkat  an kompetensi
             teknis. Setiap widyaiswara punya “lahan garapan” yang menjadikan satu
             titik pada hutan diklat “from zero to hero”, sehingga dapat membentuk
             hutan diklat yang lestari dan dapat dijadikan media pelatihan.


                                              •




 48  MENGELOLA HUTAN DIKLAT  DUA DEKADE HUTAN DIKLAT LOA HAUR, KALIMANTAN TIMUR      49
   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64