Page 24 - Book_Genetika_Linda
P. 24
Hukum Mendel
Ilmu genetika mulai dipelajari pada saat laporan Gregor
Mendel tentang penelitiannya yang ditemukan kembali pada tahun
1900. Ilmu genetika atau pewarisan sifat (hereditas) sudah dikenal
sejak zaman prasejarah. Manusia sudah mengenal efek persilangan
dan perkawinan sekerabat serta membuat sejumlah aturan mengenai
hal tersebut sejak sebelum genetika berdiri sebagai ilmu yang mandiri.
Pada populasi etnik Jawa, telah dikenal adanya larangan untuk
menikah denan saudara satu nenek buyut karena hal tersebut akan
menyebabkan munculnya penyakit, cacat, dan sifat-sifat buruk dalam
keluarga.
Teori yang populer mengenai pewarisan sifat pada masa
sebelum Mendel adalah teori pewarisan campuran, yakni seseorang
mewariskan campuran rata dari sifat-sifat yang dibawa tetua atau
induknya terutama dari pejantan karena membawa sperma. Pada
masa pra-Mendel, orang belum mengenal adanya gen dan kromosom
meskipun DNA sudah diekstraksi pada abad ke-19, namun belum
diketahui fungsinya. Pendapat terkait lainnya adalah teori Lamarck
yakni sifat yang diperoleh tetua dalam hidupnya diwariskan kepada
anaknya. Kedua teori ini dipatahkan oleh hasil penelitian Mendel teori
ini tidak berlaku karena sifat-sifat dikandung dalam suatu alel yang
dimiliki oleh masing-masing terua atau induk adalah khas. Bila salah
satu mengandung banyak alel yang terekspresikan melalui sifat
tampak (fenotipe dominan) makan akan mewariskan sifat tersebut.
Sementara itu induk yang memiliki alel resesif akan mewariskan sifat
tersebut kepada anaknya, sehingga ketika kedua induk memberikan
warisan sifat maka sifat anak bukanlah pertengahan tetapi gabungan
keduanya. Mendel mengungkapkan lebih lanjut bahwa sifat yang
dibawa oleh suatu gen tidak dipengaruhi pengalaman individu yang
mewariskan sifat itu. Charles Darwin memberikan penjelasan dengan