Page 52 - Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi_Dr. Aninditya Sri Nugraheni, M.Pd
P. 52

Persoalan  lain  yang  berkenaan  dengan  polisemi  ini  adalah
                        bagaimana  kita  bisa  membedakannya  dengan  bentuk-bentuk  yang
                        disebut  homonim.  Perbedaannya  yang  jelas  adalah  bahwa  homonim
                        bukanlah  sebuah  kata,  melainkan  dua  buah  kata  aatu  lebih  yang
                        kebetulan  bentuknya  sama.  Tentu  saja  karena  homonim  ini  bukan
                        sebuah kata, maka maknanya pun berbeda.
                           Di dalam kamus bentuk-bentuk yang homonim didaftarkan sebagai
                        entri-entri  yang  berbeda.  Sebaliknya  bentuk-bentuk  polisemi  adalah
                        sebuah kata yang memiliki makna lebih dari satu karena polisemi ini
                        adalah sebuah kata maka di dalam kamus didaftarkan sebagai sebuah
                        entri.  Satu  lagi  perbedaan  antara  homonim  dan  polisemi,  yaitu
                        makna-makan  pada  bentuk  homonim  tidak  ada  kaitan  atau
                        hubungannya sama sekali antara yang satu dengan yang lainnya.
                        Contoh:
                                 Tabel 23. Penggunaan Polisemi dalam Kalimat
                                               Tangan   Adin  terluka  karena  terkena
                         Polisemi kata tangan    pisau.
                                               Ayah saya tangan kanan menteri.
                                               Tiap  kepala diwajibkan  membayar  uang

                         Polisemi kata kepala    pajak.
                                               Ayah saya adalah seorang kepala  sekolah.
                                               Keluarga saya memeluk agama Islam.
                         Polisemi kata memeluk  Saya sangat ingin memeluk ibu saya.



                     f.   Ambiguitas
                           Ambiguitas  sering  diartikan  sebagai  kata  yang  bermakna  ganda
                        atau  mendua  arti.  Konsep  ini  tidak  salah,  tetapi  juga  kurang  tepat
                        sebab  tidak  dapat  dibedakan  dengan  polisemi.  Polisemi  dan
                        ambiguitas  memang  sama-sama  bermakna  ganda.  Hanya  kalau
                        kegandaan  makna  dalam  polisemi  berasal  dari  kata,  sedangkan
                        kegandaan  makna  dalam  ambiguitas  berasal  dari  satuan  gramatikal
                        yang lebih besar, yaitu frase atau kalimat, dan terjadi sebagai akibat
                        penafsiran  struktur  gramatikal  yang  berbeda.  Dalam  bahasa  lisan
                        penafsiran  ganda  ini  mungkin  tidak  akan  terjadi  karena  struktur
                        gramatikal itu dibantu oleh unsur intonasi.
                           Perbedaan  antara  ambiguitas  dan  homonim  adalah  homonim
                        dilihat sebagai dua bentuk yang kebetulan sama dan dengan makna
                        yang  berbeda,  sedangkan  ambiguitas  adalah  sebuah  bentuk  dengan
                        makna  yang  berbeda  sebagai  akibat  dari  berbedanya  penafsiran
                        struktur  gramatikal  bentuk  tersebut.  Lagi  pula  ambiguitas  hanya
                        terjadi  pada  satuan  frase  dan  kalimat  sedangkan  homonim  dapat
                        terjadi pada semua satuan gramatikal.
                        Contoh:

               Bahasa Indonesia Berbasis Pembelajaran Aktif                         51
   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57